gambar

gambar

Kamis, 26 November 2015

INI JURUSAN YANG PALING BANYAK DICARI PERUSAHAAN BESAR DI TAHUN 2016



Liputan6.com, Jakarta - Mengambil jurusan di jenjang kuliah bisa menentukan tingakt kesulitan seseorang mendapatkan pekerjaan. Sebuah studi yang dilakukan oleh National Association of Colleges and Employers (NACE), merilis jurusan kulah apa saja yang paling mudah mendapatkan pekerjaan di 2016 nanti.
NACE menyebar kuisioner sejak Agustus hingga pertengahan September pada 201 perusahaan, bertanya mengenai rencana mereka merekrut karyawan baru lulusan dari jurusan apa. Contoh-cobtoh perusahaan tersebut adalah Aetna, Chevron, DuPont, Procter and gamble dan Macy's.
Dikutip dari Forbes, Kamis (26/11/2015), jurusan yang menghasilkan lulusan yang mudah dapat pekerjaan dibagi menjadi tiga jenjang: sarjana, master dan doktoral.
Untuk jenjang sarjana atau S1, mahasiswa jurusan akuntansi paling banyak dicari perusahaan di tahun depan, 98 perusahaan menyatakan bakal menerima jurusan ini, disusul ilmu komputer dengan 97, sementara finance atau keuangan di urutan ketiga dengan nilai 91. Di posisi keempat, ada administrasi bisnis dan manajemen sebanyak 86 sementara teknik mesin sebanyak 83.
Berdasarkan studi ini, mahasiswa jurusan ekonomi dan marketing bergelar sarjana berada di urutan paling bawah. Sebanyak 64 responden atau perusahaan menyatakan siap menerima lulusan dari jurusan ini.
Sementara jenjang master atau S2, perusahaan di 2016 paling banyak akan merekrut lulusan ilmu komputer, sebanyak 49 perusahaan menyatakan bakal banyak menerima lulusan di jurusan ini. Menyusul di urutan kedua adalah teknik elektro sebanyak 35 perusahaan. Kemudian ketiga teknik mesin dengan 34 perusahaan. Di tingkat S2, mahasiswa bergelar master jurusan Manajemen Sistem Informasi paling sedikit bakal diterima perusahaan, hanya 24 perusahaan menyatakan bakal menerima lulusan ini.

Kamis, 01 Oktober 2015

GEDUNG KBRI WASHINGTON DC, CAGAR BUDAYA DAN RUMAH TERMAHAL DI IBU KOTA

dari DetikNews2/10/2015
Washington DC - Siapapun yang melihat gedung Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Washington DC, Amerika Serikat, akan terpesona oleh arsitekturnya yang antik dan megah. Bergaya Eropa masa lampau, gedung itu tampak lain dari bangunan di sekitarnya. Tak heran jika banyak pejalan kaki yang menyempatkan diri berhenti sejenak saat lewat di depannya, entah untuk sekedar mengagumi ataupun berfoto-foto ria.

Rumah Termahal di Ibu Kota Gedung KBRI Washington DC berlokasi di kawasan Dupont Circle, tepatnya di 2020 Massachusetts Avenue. Berjarak hanya 1,5 km dari Gedung Putih, area di sekitar Dupont Circle merupakan salah satu lingkungan tersibuk di ibu kota, dikelilingi oleh bar, restoran, toko, dan perkantoran. Daerah di sekitar KBRI dikenal sebagai Embassy Row karena di situ terdapat banyak bangunan kedutaan besar.

 
Foto: Shohib Masykur/detikcom

Sebelum menjadi kantor KBRI, gedung tersebut merupakan kediaman pribadi milik Evalyn Walsh McLean. Evalyn adalah putri Thomas F. Walsh, seorang imigran dari Irlandia yang merantau ke AS pada tahun 1869 dan menjadi kaya raya setelah menemukan tambang emas di Colorado tahun 1896. Setelah menjual tambangnya, Thomas Walsh membangun rumah di DC pada awal 1900-an.

Pada saat itu, Dupont Circle merupakan salah satu kawasan elit di ibu kota. Keluarga Walsh pindah dari Coloradi ke DC pada tahun 1903. Perancangan gedung dipasrahkan kepada arsitek ternama Henry Andersen. Biaya pembangunannya mencapai USD 835 ribu, atau sekarang setara USD 21 juta. Sebagai gambaran, jumlah ini sepertiga dari harga rumah orang terkaya dunia, William Henry Gates.

 
Foto: Shohib Masykur

Pada masanya, gedung tersebut merupakan rumah pribadi paling mahal di Washington DC yang bahkan Presiden Amerika Serikat pun tak mampu memilikinya. Dengan 5 lantai dan 60 kamar, keluarga Walsh mempekerjakan 23 pegawai untuk mengurus rumah mereka. Istri Thomas Walsh sampai harus berkeliling ke berbagai negara untuk membeli perabotan: Persia, Prancis, Belgia, Swiss.

Mereka menyebut rumah itu "2020" karena mengacu ke alamatnya. Sebagai orang kaya, tak perlu waktu lama bagi keluarga Walsh untuk menanamkan pengaruh mereka di ibu kota. Bermodal kekayaan dan naluri politiknya, Thomas Walsh dapat berteman dekat dengan orang-orang penting, seperti Presiden William McKinley, Presiden Theodore Roosevelt, dan Raja Leopold II dari Belgia. Di masa jayanya, keluarga Walsh merupakan salah satu keluarga paling berpengaruh di Amerika Serikat.


 
Foto: Shohib Masykur
  Cagar Budaya Sebagai bangunan yang dianggap bersejarah, gedung KBRI tercatat di Daftar Nasional Tempat-tempat Bersejarah pada tahun 1973. Sebagai konsekuensi, gedung itu harus dipertahankan sebagaimana aslinya. Ruangan di lantai pertama yang dulu disebut Salon Raja Louis XIV sekarang menjadi Ruang Presiden, di mana tergantung foto-foto presiden Indonesia dari masa ke masa.

 

Foto: Shohib Masykur/detikcom

Ruangan itu terhubung melalui pintu lebar dengan ruangan sebelahnya yang sekarang disebut Ruang Garuda (dulu bernama Ruang Organ karena terdapat organ besar terbuat dari kayu yang biasa dimainkan keluarga Walsh). Di kedua ruangan itulah KBRI sering menggelar berbagai acara, seperti diskusi, resepsi diplomatik dan pertunjukan budaya.

Foto: Shohib Masykur

Di tempat itu pula mereka menjamu orang-orang penting, antara lain Wakil Presiden Hubert Humphrey (1967), Wakil Presiden Walter Mondale (1980), Menteri Luar Negeri William Rogers, Menteri Luar Negeri Henry Kissinger, dan Presiden Bank Dunia Robert Mc Namara. Dan di situ pula mereka menjamu presiden Indonesia yang berkunjung ke AS: Presiden Soekarno, Presiden Soeharto, dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

 

Foto: Shohib Masykur

Di depan Presidents Room adalah pintu masuk utama yang berlanjut ke tangga untuk menuju lantai dua. Terbuat dari kayu mahoni yang indah, tangga itu membelah di tengah menyerupai huruf Y. Patung dua penari Roma berdiri di persimpangan tangga, seperti siap menyambut kepulangan tuan rumah atau siapapun tamu yang datang berkunjung.

 

Foto: Shohib Masykur

Pada tahun 1982, gedung baru dibangun di sebelah Mansion 2020 untuk mengakomodasi meningkatnya kebutuhan ruang kantor. Berbeda dengan Mansion 2020, bangunan baru itu memiliki desain modern dan simpel. Pada 2013, sebuah patung dibangun di depan gedung: Patung Saraswati. Berasal dari agama Hindi, patung perempuan cantik berlengan enam yang berdiri di atas bunga teratai itu melambangkan pengetahuan dan kebijaksanaan.
(mad/mad)

Selasa, 29 September 2015

CARA AGAR PEMAKAIAN LEMARI ES HEMAT LISTRIK

Senin, 28 September 2015 19:31

Cara Agar Pemakaian Lemari Es Hemat Energi
idea online
Kulkas 
WARTA KOTA, PALMERAH - Hemat energi adalah masalah bagaimana kita berperilaku sehari-hari di rumah. Salah satu contohnya adalah pemakaian lemari es berbasis hemat energi, tapi akan percuma bila perilaku kita cenderung membuat konsumsi energi meningkat.
Berikut adalah kiat-kiat agar lemari es hemat energi . Selain dapat menyelamatkan bumi, Anda bisa lebih berhemat saat membayar tagihan listrik bukan?
1. Hindari meletakkan lemari es di tempat yang terkena sinar matahari langsung. Selain itu pula jauhi dari barang-barang yang dapat menghasilkan panas, seperti kompor, oven, atau microwave.
Berikan jarak minimal 15 cm dari dinding, atau sesuai buku petunjuk, karena lemari es memerlukan ruang untuk udara panas yang keluar.
2. Biasakan tidak berlama-lama membuka pintu lemari es . Ketika pintu lemari es terbuka, akan terjadi lonjakan daya yang digunakan oleh lemari es.
3. Atur lemari es di suhu ideal , untuk lemari pendingin yaitu 2-4 derajat Celcius. Sedangkan untuk freezer minus 15 derajat Celcius.
Semakin dingin temperatur es tentunya semakin lama kompresor bekerja, sehingga konsumsi energi listrik semakin besar. Apabila tidak terlalu terpakai, usahakan atur suhu minum pada lemari es.
 4. Pastikan makanan tidak dalam keadaan panas, saat ingin dimasukkan ke dalam lemari es .
Jika demikian, makanan tersebut akan menaikan suhu di dalam, sehingga lemari es harus bekerja lebih keras untuk mengembalikan ke suhu semula.
5. Isi lemari es sesuai dengan muatannya. Penyimpanan yang berlebiih akan menutup jalur aliran udara dingin yang nantinya akan mengganggu sirkulasi udara.
Pada akhirnya lemari es akan bekerja lebih berat untuk mencapai suhu yang telah di atur.
6. Jangan pula biarkan lemari es kosong . Pada saat kosonng, lemari es membutuhkan daya listrik yang lebih besar, maksimalkan lemari es, namun tak berlebihan.
7. Susun isi lemari es dengan teratur . Hal ini dapat menghindari Anda berlama-lama membuka lemari es akibat isi yang berantakan.
Selain itu jika Anda ingin meninggalkan rumah dalam jangka waktu yang lama, sebaiknya matikan lemari es. Walaupun lemari es terbuka untuk mencegah terbentuknya jamur di dalamnya.
 Namun ingat, keluarkan dulu semua isinya.

TAMPUNG 5 JUTA JENAZAH INILAH PEMAKAMAN TERBESAR DI DUNIA





Kapanlagi.com - Pernahkah kamu membayangkan pemakaman terbesar di dunia? Yap, saat membayangkannya kamu pasti berpikir sebesar apa dan di manakah letaknya? Jujur nih, kamu tak perlu membayangkan lagi. Sebab, tempat itu memang benar-benar nyata ada dan sudah eksis sejak 1.400 tahun yang lalu. Keren kan?

Bagaimana tidak keren, karena pemakaman yang sudah lama dikenal dengan nama Wadi us-Salaam adalah pemakaman terbesar di dunia. Pemakaman muslim yang terletak di Najaf, Irak ini bisa dibilang mampu menampung sekitar 5 juta-an jenazah sekaligus. Apalagi, luas pemakaman ini sebesar 601 hektar. Pantas saja kan?
Pemakaman yang terletak di salah satu kota terbesar di Irak dengan populasi sekitar 600 ribu orang. Konon, menurut kepercayaan kaum Shiite, seluruh umat muslim yang beriman kepada-Nya harus dimakamkan di sana. Sebab, tidak hanya yang penduduk sekitar saja. Sejak zaman dulu, beberapa Nabi, raja, sultan dan pangeran terbaring di sana, seperti dilansir melalui Asiantown.
Inilah pemakaman terbesar di dunia yang terletak di Irak ©Asiantown
Inilah pemakaman terbesar di dunia yang terletak di Irak ©Asiantown
Dulunya, tidak banyak macam nisan yang digunakan di pemakaman itu. Semua nisan di sana hanya terbuat dari satu jenis batu bata merah yang disusun dan di plester dengan semen. Bahkan, hal itu berlaku untuk Nabi bahkan keluarga raja atau bangsawan. Namun, lama kelamaan tradisi ini berubah pelan-pelan.
Pada tahun 1930-1940 nisan di pemakaman ini mulai bermacam-macam bentuknya hingga sekarang. Apalagi sejak dimulainya perang Irak tahun 2003 silam, pemakaman terbesar di dunia ini sering digunakan tentara militan bersembunyi.
Pemakaman terbesar di dunia ini diklaim mampu menampung 5 juta orang sekaligus ©Asiantown
Pemakaman terbesar di dunia ini diklaim mampu menampung 5 juta orang sekaligus ©Asiantown
Seringkali mereka bergerilya melalui tempat ini untuk melawan Amerika. Sebabnya, bisa dibilang tempat ini strategis sekali itu tempat persembunyian perang. Jadi tak heran, setelah menyerang mereka bakal bersembunyi di dalam tanah pemakaman bersama dengan tulang-tulang di makam tersebut. Wah, sangat disayangkan sekali ya? Hanya gara-gara perang pemakaman ini tidak lagi menjadi tempat istirahat yang tenang. Kalau menurutmu? (asi/vit)

Selasa, 22 September 2015

CARA MUDAH MEMBUAT GIGI ANDA LEBIH PUTIH



Jika seseorang akan menilai orang lain pada saat jumpa pertama dari penampilan mereka. Selain penampilan berbusana, kesehatan gigi dan mulut yang terjaga dengan baik menjadi nilai penting ketika Anda berkomunikasi dengan orang lain. Gigi yang rapi, nafas segar dan warna gigi yang cemerlang menjadi rahasia senyum yang memikat.
Selain faktor bertambah usia, pengaruh lapisan gigi yang kurang padat membuat gigi Anda mudah menyerap warna makanan sehingga warna gigi menjadi kusam. Beberapa  kebiasaan juga akan membuat gigi menjadi kuning, seperti minum kopi, teh, minuman bersoda, merokok, minuman asam, obat-obatan tertentu, serta segala jenis makanan dengan warna yang kuat.
Berikut tips mudah untuk cegah warna gigi menjadi kuning:

Makan apel atau wortel setelah makan

Tindakan mudah yang bisa Anda lakukan agar warna gigi tetap cemerlang adalah dengan makan apel atau wortel setelah Anda mengonsumsi kopi, teh, wine, atau makanan dengan warna tajam seperti kari ayam. Diketahui jika mengunyah dua jenis buah ini memiliki efek seperti menggosok gigi.
Terlebih untuk Anda yang sangat menyukai kopi, mengunyah apel sekali sehari ternyata cukup membantu agar gigi tetap terlihat cerah. Kandungan serat tinggi pada apel, sumber asam alami, serta daging buah yang padat, membuat apel menjadi pembersih gigi alami saat Anda tak sempat untuk menggosok gigi.

Pakai sedotan untuk minuman berwarna tajam

Untuk mencegah noda pada gigi atau menjaga warna gigi setelah proses pemutihan, gunakan sedotan saat meminum kopi, soda, dan teh untuk mengurangi kontak air dengan gigi. Ini sangat efektif untuk menjaga warna gigi dan membuatnya sehat lebih lama.

Buat sendiri pemutih gigi

Campurkan satu sendok teh baking soda dengan sedikit air, lalu sikatkan pada gigi. Cara sederhana ini bisa memutihkan gigi 2 tingkat lebih cerah bila dilakukan secara rutin 2 kali dalam sebulan. Baking soda dikenal memiliki kemampuan untuk membersihkan noda, namun tidak merusak gigi.

Cegah asam lambung

Naiknya asam lambung tak hanya menimbulkan efek tidak nyaman, namun naiknya asam lambung ke mulut juga bisa merusak gigi. Kandungan asam dari saluran pencernaan bisa mengikis enamel gigi layaknya minuman soda atau minuman berenergi.

WALI SONGO DAKWAH ATAS PERINTAH KHALIFAH KEKHALIFAHAN UTSMANI DARI TURKI

WALI SONGO UTUSAN KHALIFAH




 Di samping penerapan syariah Islam, hubungan Nusantara dengan Khilafah Islam pun terjalin. Pada tahun 100 H (718 M) Raja Sriwijaya Jambi yang bernama Srindravarman mengirim surat kepada Khalifah Umar bin Abdul Aziz dari Khilafah Bani Umayyah. Sang Raja meminta dikirimi dai yang bisa menjelaskan Islam kepadanya. Dua tahun kemudian, yakni tahun 720 M, Raja Srindravarman, yang semula Hindu, masuk Islam. Sriwijaya Jambi pun dikenal dengan nama Sribuza Islam. (Ayzumardi Azra, 2005).

Sebagian pengemban dakwah Islam juga merupakan utusan langsung yang dikirim oleh Khalifah melalui amilnya. Tahun 808H/1404M adalah awal kali ulama utusan Khalifah Muhammad I ke Pulau Jawa (yang kelak dikenal dengan nama Walisongo). Setiap periode ada utusan yang tetap dan ada pula yang diganti. Pengiriman ini dilakukan selama lima periode. (Rahimsyah, Kisah Wali Songo, t.t., Karya Agung Surabaya, hlm. 6).

Bernard Lewis (2004) menyebutkan bahwa pada tahun 1563 penguasa Muslim di Aceh mengirim seorang utusan ke Istanbul untuk meminta bantuan melawan Portugis. Dikirimlah 19 kapal perang dan sejumlah kapal lainnya pengangkut persenjataan dan persediaan; sekalipun hanya satu atau dua kapal yang tiba di Aceh.

Hubungan ini tampak pula dalam penganugerahan gelar-gelar kehormatan. Abdul Qadir dari Kesultanan Banten, misalnya, tahun 1048 H (1638 M) dianugerahi gelar Sultan Abulmafakir Mahmud Abdul Kadir oleh Syarif Zaid, Syarif Makkah saat itu. Pangeran Rangsang dari Kesultanan Mataram memperoleh gelar sultan dari Syarif Makkah tahun 1051 H (1641 M) dengan gelar, Sultan Abdullah Muhammad Maulana Matarami. (Ensiklopedia Tematik Dunia Islam Asia Tenggara, 2002). Bahkan Banten sejak awal memang menganggap dirinya sebagai Kerajaan Islam, dan tentunya termasuk Dar al-Islam yang ada di bawah kepemimpinan Khalifah Turki Utsmani di Istanbul. (Ensiklopedia Tematis Dunia Islam, Struktur Politik dan Ulama: Kesultanan Banten, 2002).

Selain itu, Snouck Hurgrounye, sebagaimana yang dikutip oleh Deliar Noer, mengungkapkan bahwa rakyat kebanyakan pada umumnya di Indonesia, melihat stambol (Istanbul, ibukota Khalifah Usmaniyah) senantiasa sebagai kedudukan seorang raja semua orang Mukmin dan tetap (dipandang) sebagai raja dari segala raja di dunia. (Deliar Noer, 1991).

Penjajah Belanda Menghapuskan Jejak Itu

Pada masa penjajahan, Belanda berupaya menghapuskan penerapan syariah Islam oleh hampir seluruh kesultanan Islam di Indonesia. Salah satu langkah penting yang dilakukan Belanda adalah menyusupkan pemikiran dan politik sekular melalui Snouck Hurgronye. Dia menyatakan dengan tegas bahwa musuh kolonialisme bukanlah Islam sebagai agama. (H. Aqib Suminto, 1986).

Dari pandangan Snouck tersebut penjajah Belanda kemudian berupaya melemahkan dan menghancurkan Islam dengan 3 cara. Pertama: memberangus politik dan institusi politik/pemerintahan Islam. Dihapuslah kesultanan Islam. Contohnya adalah Banten. Sejak Belanda menguasai Batavia, Kesultanan Islam Banten langsung diserang dan dihancurkan. Seluruh penerapan Islam dicabut, lalu diganti dengan peraturan kolonial.

Kedua: melalui kerjasama raja/sultan dengan penjajah Belanda. Hal ini tampak di Kerajaan Islam Demak. Pelaksanaan syariah Islam bergantung pada sikap sultannya. Di Kerajaan Mataram, misalnya, penerapan Islam mulai menurun sejak Kerajaan Mataram dipimpin Amangkurat I yang bekerjasama dengan Belanda.

Ketiga: dengan menyebar para orientalis yang dipelihara oleh pemerintah penjajah. Pemerintah Belanda membuat Kantoor voor Inlandsche zaken yang lebih terkenal dengan kantor agama (penasihat pemerintah dalam masalah pribumi). Kantor ini bertugas membuat ordonansi (UU) yang mengebiri dan menghancurkan Islam. Salah satu pimpinannya adalah Snouck Hurgronye. Dikeluarkanlah: Ordonansi Peradilan Agama tahun 1882, yang dimaksudkan agar politik tidak mencampuri urusan agama (sekularisasi); Ordonansi Pendidikan, yang menempatkan Islam sebagai saingan yang harus dihadapi; Ordonansi Guru tahun 1905 yang mewajibkan setiap guru agama Islam memiliki izin; Ordonansi Sekolah Liar tahun 1880 dan 1923, yang merupakan percobaan untuk membunuh sekolah-sekolah Islam. Sekolah Islam didudukkan sebagai sekolah liar. (H. Aqib Suminto, 1986).

Demikianlah, syariah Islam mulai diganti oleh penjajah Belanda dengan hukum-hukum sekular. Hukum-hukum sekular ini terus berlangsung hingga sekarang. Walhasil, tidak salah jika dikatakan bahwa hukum-hukum yang berlaku di negeri ini saat ini merupakan warisan dari penjajah; sesuatu yang justru seharusnya dienyahkan oleh kaum Muslim, sebagaimana mereka dulu berhasil mengenyahkan sang penjajah: Belanda. 

Nama Wali Songo sebagai Penyebar Islam di Pulau Jawa sangat dikenal oleh seluruh lapisan masyarakat, terutama yang beragama Islam. Istilah Songo yang berarti mulia (bukan dalam arti angka 9) itu berasal dari bahasa arab yaitu dengan kata Sanga (mulia). Para da’i ditugaskan oleh Khilafah Turki Utsmani pada waktu itu dengan membagi Wilayah Jawa menjadi tiga, dengan masing-masing bagian diisi oleh 3 (tiga) da’i. Mereka berasal dari berbagai wilayah ke-Khilafahan Daulah Islamiyah, sedangkan Pucuk Pimpinan dipegang oleh Sunan Ampel karena beliau lebih dekat kekerabatannya dengan Pemegang Kekuasaan Mojopahit.

Pada tahun 1404 Masehi, Sultan Muhammad I, Sultan Kesultanan Turki Utsmani mengutus Maulana Malik Ibrahim untuk berdakwah di Nusantara ( Indonesia ), beliau ( Maulana Malik Ibrahim ) adalah pakar pertanian dan akhirnya menetap dan wafat di Gresik, Jawa Timur. Begitu juga dengan Sunan Kudus, beliau asli berasal dari Al Quds, Palestine. Beliau adalah pakar perang dan strategi Islam di masa Kesultanan Turki Ustmani, begitu pula dengan Sunan Gunung Djati juga berasal dari Palestine. Ketiganya diutus oleh Sultan Muhammad I. Sunan Kudus dikawal oleh 2 org dari China sebagai pembantu perang dan arsitektur antaranya Ti Lin Tsing ( Pakar Wushu ), dan Sung Kin Ang ( Pakar Ukir ). Pengiriman ulama Islam yg lebih dikenal Wali Songo dari luar nusantara berlanjut sampai datangnya Portugis ke Sunda Kelapa. Untuk membantu perjuangan Islam di tanah air. para wali diyakini bukanlah sebutan utk 9 individu tapi status jabatan yg dibentuk untuk membantu kelangsungan pemerintahan Islam di Tanah air.
"Dr. Saiful Bahri, Lc, MA"

Kesultanan di Nusantara telah lahir untuk menjadi alat dalam menerapkan Hukum / Aturan ALLAH SWT. Setelah perjalanan panjang da’wah selama 80 tahun. Setelah itu secara serentak dan paripurna wilayah-wilayah yang ada di pulau Jawa dan daerah lainnya di Nusantara serta daerah sekitarnya berdiri / lahir Kesultanan-kesultanan. Seluruh wilayah Nusantara dan sekitarnya diterapkan SYARIAH ISLAM, Mutlak dan Wajib menggabungkan diri didalam naungan Daulah Khilafah Turki Utsmani pada waktu itu.

Pada masa itu Kemuliaan Peradaban Umat berada pada masa ke-Emasan, dengan julukan bagi Wilayah Nusantara dengan julukan “GEMA RIPAH LOH JINAWI, TOTO TENTREM KERTO RAHARJO” dan “SRI BUYA ISLAM. Juga pada Abad sebelumnya sudah disebut oleh Marcopolo setelah bersandar di perairan pulau Sumatera yaitu dengan sebutan “THE LAW OF MUHAMMAD” atau “UNDANG – UNDANG MUHAMMAD”.
Bisa dikatakan tak akan ada Islam di Indonesia tanpa peran khilafah. Orang sering mengatakan bahwa Islam di Indonesia, khususnya di tanah Jawa disebarkan oleh Walisongo. Tapi tak banyak orang tahu, siapa sebenarnya Walisongo itu? Dari mana mereka berasal? Tidak mungkin to mereka tiba-tiba ada, seolah turun dari langit?
Dalam kitab Kanzul ‘Hum yang ditulis oleh Ibn Bathuthah yang kini tersimpan di Museum Istana Turki di Istanbul, disebutkan bahwa Walisongo dikirim oleh Sultan Muhammad I. Awalnya, ia pada tahun 1404 M (808 H) mengirim surat kepada pembesar Afrika Utara dan Timur Tengah yang isinya meminta dikirim sejumlah ulama yang memiliki kemampuan di berbagai bidang untuk diberangkatkan ke pulau Jawa.
Jadi, Walisongo sesungguhnya adalah para dai atau ulama yang diutus khalifah di masa Kekhilafahan Utsmani untuk menyebarkan Islam di Nusantara. Dan jumlahnya ternyata tidak hanya sembilan (Songo). Ada 6 angkatan yang masing-masing jumlahnya sekitar sembilan orang. Memang awalnya dimulai oleh angkatan I yang dipimpin oleh Syekh Maulana Malik Ibrahim, asal Turki, pada tahun 1400 an. Ia yang ahli politik dan irigasi itu menjadi peletak dasar pendirian kesultanan di Jawa sekaligus mengembangkan pertanian di Nusantara. Seangkatan dengannya, ada dua wali dari Palestina yang berdakwah di Banten. Yaitu Maulana Hasanudin, kakek Sultan Ageng Tirtayasa, dan Sultan Aliudin. Jadi, masyarakat Banten sesungguhnya punya hubungan biologis dan ideologis dengan Palestina.
Lalu ada Syekh Ja’far Shadiq dan Syarif Hidayatullah yang di sini lebih dikenal dengan sebutan Sunan Kudus dan Sunan Gunung Jati. Keduanya juga berasal dari Palestina. Sunan Kudus mendirikan sebuah kota kecil di Jawa Tengah yang kemudian disebut Kudus – berasal dari kata al Quds (Jerusalem).
Dari para wali itulah kemudian Islam menyebar ke mana-mana hingga seperti yang kita lihat sekarang. Oleh karena itu, sungguh aneh kalau ada dari umat Islam sekarang yang menolak khilafah. Itu sama artinya ia menolak sejarahnya sendiri, padahal nenek moyangnya mengenal Islam tak lain dari para ulama yang diutus oleh para khalifah.
Islam masuk ke Indonesia pada abad 7M (abad 1H), jauh sebelum penjajah datang. Islam terus berkembang dan mempengaruhi situasi politik ketika itu. Berdirilah kesultanan-kesultanan Islam seperti di Sumatera setidaknya diwakili oleh institusi kesultanan Peureulak (didirikan pada 1 Muharram 225H atau 12 November tahun 839M), Samudera Pasai, Aceh Darussalam, Palembang; Ternate, Tidore dan Bacan di Maluku (Islam masuk ke kerajaan di kepulauan Maluku ini tahun 1440); Kesultanan Sambas, Pontianak, Banjar, Pasir, Bulungan, Tanjungpura, Mempawah, Sintang dan Kutai di Kalimantan.
Adapun kesultanan di Jawa antara lain: kesultanan Demak, Pajang, Cirebon dan Banten. Di Sulawesi, Islam diterapkan dalam institusi kerajaan Gowa dan Tallo, Bone, Wajo, Soppeng dan Luwu. Sementara di Nusa Tenggara penerapan Islam di sana dilaksanakan dalam institusi kesultanan Bima. Setelah Islam berkembang dan menjelma menjadi sebuah institusi maka hukum-hukum Islam diterapkan secara menyeluruh dan sistemik dalam kesultanan-kesultanan tersebut.
PERIODE DAKWAH WALI SONGO
Kita sudah mengetahui bahwa mereka adalah Maulana Malik Ibrahim ahli tata pemerintahan negara dari Turki, Maulana Ishaq dari Samarqand yang dikenal dengan nama Syekh Awwalul Islam, Maulana Ahmad Jumadil Kubra dari Mesir, Maulana Muhammad al-Maghrabi dari Maroko, Maulana Malik Israil dari Turki, Maulana Hasanuddin dari Palestina, Maulana Aliyuddin dari Palestina, dan Syekh Subakir dari Persia. Sebelum ke tanah Jawa, umumnya mereka singgah dulu di Pasai. Adalah Sultan Zainal Abidin Bahiyan Syah penguasa Samudra Pasai antara tahun 1349-1406 M yang mengantar Maulana Malik Ibrahim dan Maulana Ishaq ke Tanah Jawa.
Pada periode berikutnya, antara tahun 1421-1436 M datang tiga da’i ulama ke Jawa menggantikan da’i yang wafat. Mereka adalah Sayyid Ali Rahmatullah putra Syaikh Ibrahim dari Samarkand (yang dikenal dengan Ibrahim Asmarakandi) dari ibu Putri Raja Campa-Kamboja (Sunan Ampel), Sayyid Ja’far Shadiq dari Palestina (Sunan Kudus), dan Syarif Hidayatullah dari Palestina cucu Raja Siliwangi Pajajaran (Sunan Gunung Jati).
Mulai tahun 1463M makin banyak da’i ulama keturunan Jawa yang menggantikan da’i yang wafat atau pindah tugas. Mereka adalah Raden Paku (Sunan Giri) putra Maulana Ishaq dengan Dewi Sekardadu, putri Prabu Menak Sembuyu, Raja Blambangan; Raden Said (Sunan Kalijaga) putra Adipati Wilatikta Bupati Tuban; Raden Makdum Ibrahim (Sunan Bonang); dan Raden Qasim Dua (Sunan Drajad) putra Sunan Ampel dengan Dewi Condrowati, putri Prabu Kertabumi Raja Majapahit.
Banyaknya gelar Raden yang berasal dari kata Rahadian yang berarti Tuanku di kalangan para wali, menunjukkan bahwa dakwah Islam sudah terbina dengan subur di kalangan elit penguasa Kerajaan Majapahit. Sehingga terbentuknya sebuah kesultanan tinggal tunggu waktu.
Hubungan tersebut juga nampak antara Aceh dengan Khilafah Utsmaniyah. Bernard Lewis menyebutkan bahwa pada tahun 1563M, penguasa Muslim di Aceh mengirim seorang utusan ke Istambul untuk meminta bantuan melawan Portugis sambil meyakinkan bahwa sejumlah raja di kawasan tersebut telah bersedia masuk agama Islam jika kekhalifahan Utsmaniyah mau menolong mereka.
Saat itu kekhalifahan Utsmaniyah sedang disibukkan dengan berbagai masalah yang mendesak, yaitu pengepungan Malta dan Szigetvar di Hungaria, dan kematian Sultan Sulaiman Agung. Setelah tertunda selama dua bulan, mereka akhirnya membentuk sebuah armada yang terdiri dari 19 kapal perang dan sejumlah kapal lainnya yang mengangkut persenjataan dan persediaan untuk membantu masyarakat Aceh yang terkepung.
Namun, sebagian besar kapal tersebut tidak pernah tiba di Aceh. Banyak dari kapal-kapal tersebut dialihkan untuk tugas yang lebih mendesak yaitu memulihkan dan memperluas kekuasaan Utsmaniyah di Yaman. Ada satu atau dua kapal yang tiba di Aceh. Kapal-kapal tersebut selain membawa pembuat senjata, penembak, dan teknisi juga membawa senjata dan peralatan perang lainnya, yang langsung digunakan oleh penguasa setempat untuk mengusir Portugis. Peristiwa ini dapat diketahui dalam berbagai arsip dokumen negara Turki.
Hubungan ini nampak pula dalam penganugerahan gelar-gelar kehormatan diantaranya Abdul Qadir dari Kesultanan Banten misalnya, tahun 1048 H (1638 M) dianugerahi gelar Sultan Abulmafakir Mahmud Abdul Kadir oleh Syarif Zaid, Syarif Mekkah saat itu. Demikian pula Pangeran Rangsang dari Kesultanan Mataram memperoleh gelar Sultan dari Syarif Mekah tahun 1051 H (1641 M ) dengan gelar Sultan Abdullah Muhammad Maulana Matarami. Pada tahun 1638 M, sultan Abdul Kadir Banten berhasil mengirim utusan membawa misi menghadap syarif Zaid di Mekah.
Hasil misi ke Mekah ini sangat sukses, sehingga dapat dikatakan kesultanan Banten sejak awal memang meganggap dirinya sebagai kerajaan Islam, dan tentunya termasuk Dar al-Islam yang ada di bawah kepemimpinan Khalifah Turki Utsmani di Istanbul. Sultan Ageng Tirtayasa mendapat gelar sultan dari Syarif mekah.
Hubungan erat ini nampak juga dalam bantuan militer yang diberikan oleh Khilafah Islamiyah. Dalam Bustanus Salatin karangan Nuruddin ar-Raniri disebutkan bahwa kesultanan Aceh telah menerima bantuan militer berupa senjata disertai instruktur yang mengajari cara pemakaiannya dari Khilafah Turki Utsmani (1300-1922).
Bernard Lewis (2004) menyebutkan bahwa pada tahun 1563 penguasa Muslim di Aceh mengirim seorang utusan ke Istanbul untuk meminta bantuan melawan Portugis. Dikirimlah 19 kapal perang dan sejumlah kapal lainnya pengangkut persenjataan dan persediaan; sekalipun hanya satu atau dua kapal yang tiba di Aceh.
Tahun 1652 kesultanan Aceh mengirim utusan ke Khilafah Turki Utsmani untuk meminta bantuan meriam. Khilafah Turki Utsmani mengirim 500 orang pasukan orang Turki beserta sejumlah besar alat tembak (meriam) dan amunisi. Tahun 1567, Sultan Salim II mengirim sebuah armada ke Sumatera, meski armada itu lalu dialihkan ke Yaman. Bahkan Snouck Hourgroye menyatakan, “Di Kota Makkah inilah terletak jantung kehidupan agama kepulauan Nusantara, yang setiap detik selalu memompakan darah segar ke seluruh penduduk Muslimin di Indonesia.” Bahkan pada akhir abad 20, Konsul Turki di Batavia membagi-bagikan al-Quran atas nama Sultan Turki.
Di istambul juga dicetak tafsir al-Quran berbahasa melayu karangan Abdur Rauf Sinkili yang pada halaman depannya tertera “dicetak oleh Sultan Turki, raja seluruh orang Islam”. Sultan Turki juga memberikan beasiswa kepada empat orang anak keturunan Arab di Batavia untuk bersekolah di Turki.
Pada masa itu, yang disebut-sebut Sultan Turki tidak lain adalah Khalifah, pemimpin Khilafah Utsmaniyah yang berpusat di Turki. Selain itu, Snouck Hurgrounye sebagaimana dikutip oleh Deliar Noer mengungkapkan bahwa rakyat kebanyakan pada umumnya di Indonesia, terutama mereka yang tinggal di pelosok-pelosok yang jauh di penjuru tanah air, melihat stambol (Istambul, kedudukan Khalifah Usmaniyah) masih senantiasa sebagai kedudukan seorang raja semua orang mukmin yang kekuasaannya mungkin agaknya untuk sementara berkurang oleh adanya kekuasaan orang-orang kafir, tetapi masih dan tetap [dipandang] sebagai raja dari segala raja di dunia. Mereka juga berpikir bahwa “sultan-sultan yang belum beragama mesti tunduk dan memberikan penghormatannya kepada khalifah.” Demikianlah, dapat dikatakan bahwa Islam berkembang di Indonesia dengan adanya hubungan dengan Khilafah Turki Utsmani.
Dengan demikian, keterkaitan Nusantara sebagai bagian dari Khilafah, baik saat Khilafah Abbasiyah Mesir dan Khilafah Utsmaniyah telah nampak jelas pada pengangkatan Meurah Silu menjadi Sultan Malikussaleh di Kesultanan Samudra-Pasai Darussalam oleh Utusan Syarif Mekkah, dan pengangkatan Sultan Abdul Kadir dari Kesultanan Banten dan Sultan Agung dari Kesultanan Mataram oleh Syarif Mekkah.
Dengan mengacu pada format sistem kehilafahan saat itu, Syarif Mekkah adalah Gubernur (wali) pada masa Khilafah Abbasiyah dan Khilafah Utsmaniyah untuk kawasan Hijaz. Jadi, wali yang berkedudukan di Mekkah bukan semata penganugerahan gelar melainkan pengukuhannya sebagai sultan. Sebab, sultan artinya penguasa. Karenanya, penganugerahan gelar sultan oleh wali lebih merupakan pengukuhan sebagai penguasa Islam. Sementara itu, kelihatan Aceh memiliki hubungan langsung dengan pusat khilafah Utsmaniyah di Turki.
KESIMPULAN
Jumlah dai yang diutus ini tidak hanya sembilan (Songo). Bahkan ada 6 angkatan yang dikirimkan, masing-masing jumlanya sekitar sembilan orang. (Versi lain mengatakan 7 bahkan 10 angkatan karena dilanjutkan oleh anak / keturunannya)
Para Wali ini datang dimulai dari Maulana Malik Ibrahim, asli Turki. Beliau ini ahli politik & irigasi, wafat di Gresik.
- Maulana Malik Ibrahim ini menjadi peletak dasar pendirian kesultanan di Jawa sekaligus mengembangkan pertanian di Nusantara.
- Seangkatan dengan beliau ada 2 wali dari Palestina yg berdakwah di Banten; salah satunya Maulana Hasanudin, beliau kakek Sultan Ageng Tirtayasa.
- Juga Sultan Aliyudin, beliau dari Palestina dan tinggal di Banten. Jadi masyarakat Banten punya hubungan darah & ideologi dg Palestina.
- Juga Syaikh Ja'far Shadiq & Syarif Hidayatullah; dikenal disini sebagai Sunan Kudus & Sunan Gunung Jati; mereka berdua dari Palestina.
- Maka jangan heran, Sunan Kudus mendirikan Kota dengan nama Kudus, mengambil nama Al-Quds (Jerusalem) & Masjid al-Aqsha di dalamnya.
(Sumber Muhammad Jazir, seorang budayawan & sejarawan Jawa , Pak Muhammad Jazir ini juga penasehat Sultan Hamengkubuwono X).
Adapun menurut Berita yang tertulis di dalam kitab Kanzul ‘Hum karya Ibnul Bathuthah, yang kemudiah dilanjutkan oleh Syekh Maulana Al Maghribi.
Sultan Muhammad I itu membentuk tim beranggotakan 9 orang untuk diberangkatkan ke pulau Jawa dimulai pada tahun 1404. Tim tersebut diketuai oleh Maulana Malik Ibrahim yang merupakan ahli mengatur negara dari Turki.

Wali Songo Angkatan Ke-1, tahun 1404 M/808 H. Terdiri dari:

1. Maulana Malik Ibrahim, berasal dari Turki, ahli mengatur negara.
2. Maulana Ishaq, berasal dari Samarkand, Rusia Selatan, ahli pengobatan.
3. Maulana Ahmad Jumadil Kubro, dari Mesir.
4. Maulana Muhammad Al Maghrobi, berasal dari Maroko.
5. Maulana Malik Isro’il, dari Turki, ahli mengatur negara.
6. Maulana Muhammad Ali Akbar, dari Persia (Iran), ahli pengobatan.
7. Maulana Hasanudin, dari Palestina.
8. Maulana Aliyudin, dari Palestina.
9. Syekh Subakir, dari Iran, Ahli ruqyah.

Wali Songo Angkatan ke-2, tahun 1436 M, terdiri dari :

1. Sunan Ampel, asal Champa, Muangthai Selatan
2. Maulana Ishaq, asal Samarqand, Rusia Selatan
3. Maulana Ahmad Jumadil Kubro, asal Mesir
4. Maulana Muhammad Al-Maghrabi, asal Maroko
5. Sunan Kudus, asal Palestina
6. Sunan Gunung Jati, asal Palestina
7. Maulana Hasanuddin, asal Palestina
8. Maulana 'Aliyuddin, asal Palestina
9. Syekh Subakir, asal Persia Iran.

Wali Songo Angkatan ke-3, 1463 M, terdiri dari:

1. Sunan Ampel, asal Champa, Muangthai Selatan
2. Sunan Giri, asal Belambangan,Banyuwangi, Jatim
3. Maulana Ahmad Jumadil Kubro, asal Mesir
4. Maulana Muhammad Al-Maghrabi, asal Maroko
5. Sunan Kudus, asal Palestina
6. Sunan Gunung Jati, asal Palestina
7. Sunan Bonang, asal Surabaya, Jatim
8. Sunan Derajat, asal Surabaya, Jatim
9. Sunan Kalijaga, asal Tuban, Jatim

Wali Songo Angkatan ke-4,1473 M, terdiri dari :

1. Sunan Ampel, asal Champa, Muangthai Selatan
2. Sunan Giri, asal Belambangan,Banyuwangi, Jatim
3. Raden Fattah, asal Majapahit, Raja Demak
4. Fathullah Khan (Falatehan), asal Cirebon
5. Sunan Kudus, asal Palestina
6. Sunan Gunung Jati, asal Palestina
7. Sunan Bonang, asal Surabaya, Jatim
8. Sunan Derajat, asal Surabaya, Jatim
9. Sunan Kalijaga, asal Tuban, Jatim

Wali Songo Angkatan ke-5,1478 M, terdiri dari :

1. Sunan Giri, asal Belambangan,Banyuwangi, Jatim
2. Sunan Muria, asal Gunung Muria, Jawa Tengah
3. Raden Fattah, asal Majapahit, Raja Demak
4. Fathullah Khan (Falatehan), asal Cirebon
5. Sunan Kudus, asal Palestina
6. Syaikh Siti Jenar, asal Persia, Iran
7. Sunan Bonang, asal Surabaya, Jatim
8. Sunan Derajat, asal Surabaya, Jatim
9. Sunan Kalijaga, asal Tuban, Jatim

Wali Songo Angkatan ke-6,1479 M, terdiri dari :

1. Sunan Giri, asal Belambangan,Banyuwangi, Jatim
2. Sunan Muria, asal Gunung Muria, Jawa Tengah
3. Raden Fattah, asal Majapahit, Raja Demak
4. Fathullah Khan (Falatehan), asal Cirebon
5. Sunan Kudus, asal Palestina
6. Sunan Tembayat, asal Pandanarang
7. Sunan Bonang, asal Surabaya, Jatim
8. Sunan Derajat, asal Surabaya, Jatim
9. Sunan Kalijaga, asal Tuban, Jatim
Syamsul Arifin, berbagai sumber

Awal Masuk Islam di Indonesia
Sebelum kita mengenal beberapa teori tentang penyebaran Islam di Nusantara, perlu di perhatikan bahwa Politik Luar Negeri Negara Khilafah terdiri dari dua; Da’wah dan Jihad. Awalnya negeri yang di targetkan akan di beri da’wah, ketika menerima maka tidak ada perang di sana. Namun, ketika menolak, maka akan terjadi Jihad dan Futuhat (Pembebasan). Dua hal ini adalah politik Luar Negeri, dimana di setiap perkembangan akan di sampaikan kepada Khalifah.
Itu pula yang terjadi di Indonesia. Jika penyebaran Islam di lakukan oleh pedagang semata, bukan Da’i atau utusan, maka apakah akan ada laporan kepada Khalifah? Lalu, apakah penyebaran lewat jalur perdagangan merupakan Politik Luar Negeri? Apakah penyebaran Islam dengan jalur perdagangan hanya propaganda untuk menutupi bahwa Nusantara pernah menjadi fokus Da’wah Islam dan menjadi bagian dari Khilafah?
Dari teori Islamisasi oleh Arab dan China, Hamka dalam bukunya Sejarah Umat Islam Indonesia, mengaitkan dua teori Islamisasi tersebut. Islam datang ke Indonesia pada abad ke-7 Masehi. Penyebarannya pun bukan dilakukan oleh para pedagang dari Persia atau India, melainkan dari Arab. Sumber versi ini banyak ditemukan dalam literatur-literatur China yang terkenal, seperti buku sejarah tentang China yang berjudul Chiu Thang Shu.
Menurut buku ini, orang-orang Ta Shih, sebutan bagi orang-orang Arab, pernah mengadakan kunjungan diplomatik ke China pada tahun 651 Masehi atau 31 Hijriah. Empat tahun kemudian, dinasti yang sama menerima delegasi dari Tan Mi Mo Ni’, sebutan untuk Amirul Mukminin. Selanjutnya, buku itu menyebutkan, bahwa delegasi Tan Mi Mo Ni’ itu merupakan utusan yang dikirim oleh khalifah yang ketiga. Ini berarti bahwa Amirul Mukminin yang dimaksud adalah Khalifah Utsman bin Affan.
Pada masa berikutnya, delegasi-delegasi muslim yang dikirim ke China semakin bertambah. Pada masa Khilafah Umayyah saja, terdapat sebanyak 17 delegasi yang datang ke China. Kemudian pada masa Dinasti Abbasiyah, ada sekitar 18 delegasi yang pernah dikirim ke China.
Bahkan pada pertengahan abad ke-7 Masehi, sudah terdapat perkampungan-perkampungan muslim di daerah Kanton dan Kanfu. Sumber tentang versi ini juga dapat diperoleh dari catatan-catatan para peziarah Budha-China yang sedang berkunjung ke India. Mereka biasanya menumpang kapal orang-orang Arab yang kerap melakukan kunjungan ke China sejak abad ketujuh. Tentu saja, untuk sampai ke daerah tujuan, kapal-kapal itu melewati jalur pelayaran Nusantara.
Beberapa catatan lain menyebutkan, delegasi-delegasi yang dikirim China itu sempat mengunjungi Zabaj atau Sribuza, sebutan lain dari Sriwijaya. Mereka umumnya mengenal kebudayaan Budha Sriwijaya yang sangat dikenal pada masa itu. Kunjungan ini dikisahkan oleh Ibnu Abd al-Rabbih, ia menyebutkan bahwa sejak tahun 100 hijriah atau 718 Masehi, sudah terjalin hubungan diplomatik yang cukup baik antara Raja Sriwijaya, Sri Indravarman dengan Khalifah Umar Ibnu Abdul Aziz.
Lebih jauh, dalam literatur China itu disebutkan bahwa perjalanan para delegasi itu tidak hanya terbatas di Sumatera saja, tetapi sampai pula ke daerah-daerah di Pulau Jawa. Pada tahun 674-675 Masehi, orang-orang Ta Shi (Arab) yang dikirim ke China itu meneruskan perjalanan ke Pulau Jawa. Menurut sumber ini, mereka berkunjung untuk mengadakan pengamatan terhadap Ratu Shima, penguasa Kerajaan Kalingga, yang terkenal sangat adil itu.
Pada periode berikutnya, proses Islamisasi di Jawa dilanjutkan oleh Wali Songo. Mereka adalah para muballig yang paling berjasa dalam mengislamkan masyarakat Jawa. Dalam Babad Tanah Djawi disebutkan, para Wali Songo itu masing-masing memiliki tugas untuk menyebarkan Islam ke seluruh pelosok Jawa melalui tiga wilayah penting. Wilayah pertama adalah, Surabaya, Gresik, dan Lamongan di Jawa Timur.
Wilayah kedua adalah, Demak, Kudus, dan Muria di Jawa Tengah. Dan wilayah ketiga adalah, Cirebon di Jawa Barat. Dalam berdakwah, para Wali Songo itu menggunakan jalur-jalur tradisi yang sudah dikenal oleh orang-orang Indonesia kuno. Yakni melekatkan nilai-nilai Islam pada praktik dan kebiasaan tradisi setempat. Dengan demikian, tampak bahwa ajaran Islam sangat luwes, mudah dan memenuhi kebutuhan masyarakat Jawa.
Selain berdakwah dengan tradisi, para Wali Songo itu juga mendirikan pesantren-pesantren, yang digunakan sebagai tempat untuk menelaah ajaran-ajaran Islam, sekaligus sebagai tempat pengaderan para santri. Pesantren Ampel Denta dan Giri Kedanton, adalah dua lembaga pendidikan yang paling penting di masa itu. Bahkan dalam pesantren Giri di Gresik, Jawa Timur itu, Sunan Giri telah berhasil mendidik ribuan santri yang kemudian dikirim ke beberapa daerah di Nusa Tenggara dan wilayah Indonesia Timur lainnya.
Penjajah Belanda Menghapuskan Jejak Khilafah
Pada masa penjajahan, Belanda berupaya menghapuskan penerapan syariah Islam oleh hampir seluruh kesultanan Islam di Indonesia. Salah satu langkah penting yang dilakukan Belanda adalah menyusupkan pemikiran dan politik sekular melalui Snouck Hurgronye. Dia menyatakan dengan tegas bahwa musuh kolonialisme bukanlah Islam sebagai agama.
Dari pandangan Snouck tersebut penjajah Belanda kemudian berupaya melemahkan dan menghancurkan Islam dengan 3 cara. Pertama: memberangus politik dan institusi politik/pemerintahan Islam. Dihapuslah kesultanan Islam. Contohnya adalah Banten. Sejak Belanda menguasai Batavia, Kesultanan Islam Banten langsung diserang dan dihancurkan. Seluruh penerapan Islam dicabut, lalu diganti dengan peraturan kolonial.
Kedua: melalui kerjasama raja/sultan dengan penjajah Belanda. Hal ini tampak di Kerajaan Islam Demak. Pelaksanaan syariah Islam bergantung pada sikap sultannya. Di Kerajaan Mataram, misalnya, penerapan Islam mulai menurun sejak Kerajaan Mataram dipimpin Amangkurat I yang bekerjasama dengan Belanda.
Ketiga: dengan menyebar para orientalis yang dipelihara oleh pemerintah penjajah. Pemerintah Belanda membuat Kantoor voor Inlandsche zaken yang lebih terkenal dengan kantor agama (penasihat pemerintah dalam masalah pribumi). Kantor ini bertugas membuat ordonansi (UU) yang mengebiri dan menghancurkan Islam. Salah satu pimpinannya adalah Snouck Hurgronye.
Dikeluarkanlah: Ordonansi Peradilan Agama tahun 1882, yang dimaksudkan agar politik tidak mencampuri urusan agama (sekularisasi); Ordonansi Pendidikan, yang menempatkan Islam sebagai saingan yang harus dihadapi; Ordonansi Guru tahun 1905 yang mewajibkan setiap guru agama Islam memiliki izin; Ordonansi Sekolah Liar tahun 1880 dan 1923, yang merupakan percobaan untuk membunuh sekolah-sekolah Islam. Sekolah Islam didudukkan sebagai sekolah liar.
Demikianlah, syariah Islam mulai diganti oleh penjajah Belanda dengan hukum-hukum sekular. Hukum-hukum sekular ini terus berlangsung hingga sekarang. Walhasil, tidak salah jika dikatakan bahwa hukum-hukum yang berlaku di negeri ini saat ini merupakan warisan dari penjajah; sesuatu yang justru seharusnya dienyahkan oleh kaum Muslim, sebagaimana mereka dulu berhasil mengenyahkan sang penjajah: Belanda

Minggu, 20 September 2015

SINGKONG OBAT AJAIB PEMBUNUH KANKER

Penyakit kanker ternyata bisa diatasi dengan umbi-umbian yang berwarna ungu seperti singkong. Menurut Prof. Dr. Sumali Wiryowidagdo, guru besar Farmasi FMIPA-UI obat-obatan yang digunakan adalah obat-obatan yang dapat menghentikan penyebaran pertumbuhan kanker dan menghentikan pertumbuhan jaringan yang luar biasa.
Biasanya obat-obatan kanker yang digunakan adalah racun sel. Racun sel ini harus diberikan pada sel-sel yang bertumbuh luar biasa, sehingga tidak boleh terkena atau membunuh sel lain yang normal. Racun sel terdapat pada umbi-umbian seperti singkong atau ubi berwarna ungu.
Di dalam umbi-umbian tersebut terdapat racun sianida (HCN). Umbi-umbian ini mengandung sianida, tetapi jangan khawatir racun sianida dalam keadaan tidak aktif dan jumlahnya sedikit. Senyawa HCN di dalam umbi-umbian terikat dengan zat-zat lain dan menjadi zat glikosida atau disebut ikatan glikosida. Kemudian, senyawanya menjadi glikosida sianogenik yang tidak beracun.
Namun, begitu HCN-nya terlepas dari glikosida maka sianida akan menjadi racun atau berpotensi menjadi racun. Hal tersebut bisa terjadi jika umbi seperti singkong dimakan dalam jumlah banyak. Biasanya umbi singkong yang mengandung senyawa glikosida sianogenik adalah yang berwarna ungu. Rasanya pahit dan biasanya jarang dijual.
Karena yang dibutuhkan adalah racunnya, maka kandungannya harus berbentuk HCN bebas. Cara membuatnya, singkong diparut dan setelah itu parutan singkong ditempelkan pada jaringan kanker yang berdekatan dengan sel-sel kulit. Sebelum menempelkan, sebaiknya seseorang mengetahui letak kankernya yang berdekatan dengan kulit. Misalnya untuk kanker liver, maka parutan singkong ditempelkan di perut.
Selanjutnya adalah bagian yang ditempelkan parutan singkong diperban. Lalu didiamkan selama 3-5 jam dan sesudah itu bisa diulang lagi penempelan parutan singkong. Jadi penggunaannya bisa sepanjang hari. Dengan ditempelkan maka racun akan diserap melalui kulit menuju tempat kankernya dan mematikan sel-sel kanker tersebut.
Terapi ini tidak dianjurkan dilakukan tanpa pengawasan ahli karena bisa menjadi berbahaya. Tidak dianjurkan untuk dikonsumsi, apalagi dalam jumlah banyak karena sel-sel lain yang normal juga bisa terkena racun. Penggunaannya berapa lama tergantung dari luasnya jaringan kanker.
- See more at: http://fastnewsindonesia.com/article/umbi-singkong-dapat-atasi-kanker#sthash.SHaD9EpM.dpuf
Gambar Sejarah Singkong
Tahukah Anda, singkong rupanya punya kemanfaatan yang di luar dugaan. Seorang peneliti medis dari Srilangka, Dr Cynthia Jayasuriya, menemukan singkong ternyata bisa jadi obat mujarab untuk membunuh sel-sel kanker.
Penemuannya itu berdasarkan pengalaman pribadinya ketika ia tengah menjalani perawatan kanker. Dikutip dari infolanka.com, Dr Cynthia mula-mula penasaran ingin mengetahui makanan rutin yang dikonsumsi yang mengandung vitamin B17.
Ternyata vitamin B17 itu ada dalam singkong. Jadi Dr Cynthia mulai mengonsumsi singkong 10 gram tiga kali sehari. Setelah dikonsumsi selama sebulan, ia melakukan pemeriksaan kandung kemih yang dilakukan doker yang menangani penyakitnya.
Ternyata sang dokter terkejut karena kandung kemihnya benar-benar bersih dan normal. Selama makan singkong, Dr Cynthia merasa sangat fit dan orang lainpun melihatnya sangat sehat. Setelah itu setiap tiga bulan ia periksa dan hasilnya tetap bersih.
Sejak itulah ia hanya mengonsumsi singkong dan tidak menjalani pengobatan lainnya. Secara sederhana, Dr Cynthia Jayasuriya menjelaskan cara kerja singkong yang mampu membunuh sel-sel ganas yang bisa menggerogoti tubuh manusia.
Di singkong terkandung vitamin B17 yang nama ilmiahnya amygdaline. Sel-sel kanker adalah sel yang belum matang dan memiliki enzym yang berbeda dengan enzym normal. Ketika vitamin B17 digabungkan dengan enzyme sel normal, B17 akan terurai menjadi tiga jenis gula.

Tetapi ketika tergabung dengan enzyme sel kanker, B17 terurai menjadi: 1 gula, 1 benzaldehida dan 1 asam hidrosianik. Asam hidrosianik inilah yang membunuh sel kanker secara lokal. Setelah kisah Dr Cynthia itu tersebar luas pada 2010, ia mendapat informasi pasien-pasien lain yang mengkonsumsi singkong.
Ada seorang pria berusia 70 tahun, terdiagnosis mengidap kanker prostat. Pasien ini tergolong tidak mampu. Istrinya yang seorang pensiunan di rumah sakit membaca artikel Dr Cynthia, menyediakan singkong saja kepada suaminya.
Setelah seminggu, kondisi si pasien membaik. Setelah sebulan makan singkong setiap pagi, dia menjalani pemeriksaan. Sejak terdiagnosis kanker, hasil test PSA-nya 280-290. Tetapi setelah
sebulan PSA-nya menjadi 5.89!
Cerita lain datang dari seorang penderita kanker hati. Hasil pemindaian setelah operasi, masih ada sel-sel kanker yang belum terangkat sempurna. Pasien ini segera mengonsumsi singkong, dan sebulan sesudahnya sel kanker yang tersisa tidak membesar.

Ini Dia Rahasia Singkong Jadi Obat Ajaib Kanker

Singkong ternyata memiliki khasiat ajaib untuk kesehatan tubuh. 
Berikut tiga tips yang bisa memandu bagaimana cara sehat memasak dan mengonsumsi singkong, makanan "ndeso" yang diyakini manjur mengatasi ganasnya serangan sel-sel kanker di tubuh manusia;
1. Pilih singkong yang segar, yang tidak ada noda biru
2. Rebus dan jangan tutup panci selama memasak. Ini akan membantu menguapkan kelebihan asam midrosianik.
3. Jangan mengkonsumsi makanan yang mengandung jahe/ginger, seperti biskuit jahe, ginger beer, ginger ale sedikitnya 8 jam setelah mengkonsumi singkong.



Penyakit kanker ternyata bisa diatasi dengan umbi-umbian yang berwarna ungu seperti singkong. Menurut Prof. Dr. Sumali Wiryowidagdo, guru besar Farmasi FMIPA-UI obat-obatan yang digunakan adalah obat-obatan yang dapat menghentikan penyebaran pertumbuhan kanker dan menghentikan pertumbuhan jaringan yang luar biasa.
Biasanya obat-obatan kanker yang digunakan adalah racun sel. Racun sel ini harus diberikan pada sel-sel yang bertumbuh luar biasa, sehingga tidak boleh terkena atau membunuh sel lain yang normal. Racun sel terdapat pada umbi-umbian seperti singkong atau ubi berwarna ungu.
Di dalam umbi-umbian tersebut terdapat racun sianida (HCN). Umbi-umbian ini mengandung sianida, tetapi jangan khawatir racun sianida dalam keadaan tidak aktif dan jumlahnya sedikit. Senyawa HCN di dalam umbi-umbian terikat dengan zat-zat lain dan menjadi zat glikosida atau disebut ikatan glikosida. Kemudian, senyawanya menjadi glikosida sianogenik yang tidak beracun.
Namun, begitu HCN-nya terlepas dari glikosida maka sianida akan menjadi racun atau berpotensi menjadi racun. Hal tersebut bisa terjadi jika umbi seperti singkong dimakan dalam jumlah banyak. Biasanya umbi singkong yang mengandung senyawa glikosida sianogenik adalah yang berwarna ungu. Rasanya pahit dan biasanya jarang dijual.
Karena yang dibutuhkan adalah racunnya, maka kandungannya harus berbentuk HCN bebas. Cara membuatnya, singkong diparut dan setelah itu parutan singkong ditempelkan pada jaringan kanker yang berdekatan dengan sel-sel kulit. Sebelum menempelkan, sebaiknya seseorang mengetahui letak kankernya yang berdekatan dengan kulit. Misalnya untuk kanker liver, maka parutan singkong ditempelkan di perut.
Selanjutnya adalah bagian yang ditempelkan parutan singkong diperban. Lalu didiamkan selama 3-5 jam dan sesudah itu bisa diulang lagi penempelan parutan singkong. Jadi penggunaannya bisa sepanjang hari. Dengan ditempelkan maka racun akan diserap melalui kulit menuju tempat kankernya dan mematikan sel-sel kanker tersebut.
Terapi ini tidak dianjurkan dilakukan tanpa pengawasan ahli karena bisa menjadi berbahaya. Tidak dianjurkan untuk dikonsumsi, apalagi dalam jumlah banyak karena sel-sel lain yang normal juga bisa terkena racun. Penggunaannya berapa lama tergantung dari luasnya jaringan kanker.
- See more at: http://fastnewsindonesia.com/article/umbi-singkong-dapat-atasi-kanker#sthash.SHaD9EpM.dpuf