Kebanyakan pemimpin yang menjadi presiden seumur hidup tidak berhasil
menjabat hingga akhir hayatnya. Kebanyakan telah dijatuhkan sebelum
kematian mereka. Namun, pemimpin seperti Rafael Carrera, François
Duvalier, Saparmurat Niyazov, José Gaspar Rodríguez de Francia dan Josip
Broz Tito, dan Kim Il-Sung dapat berkuasa hingga mereka meninggal
dunia.
1. Rafael Carrera (Guetamala)
Jose Rafael Carrera Turcios adalah penguasa Guatemala dari tahun
1844-1848 dan dari 1851 sampai kematiannya pada tahun 1865. Selama karir
militer dan presidennya, negara-negara baru di Amerika Tengah
menghadapi banyak masalah. Hal ini menyebabkan munculnya caudillos,
sebuah istilah yang merujuk pada pemimpin populis karismatik di antara
masyarakat adat.
Caudillos regional dan nasional banyak yang tertarik dalam kekuasaan
untuk keuntungan mereka sendiri. Carrera adalah pengecualian karena dia
benar-benar mengambil kepentingan dari mayoritas Indian Guatemala.
Didukung oleh Gereja, konservatif, dan pemilik tanah, ia mendominasi
politik dalam lima dekade pertama kemerdekaan Guatemala melebihi dari
individu lain. Ia memimpin pemberontakan terhadap pemerintah federal dan
berperan penting dalam putus Provinsi Serikat Amerika Tengah
(Provincias Unidas del Centroamerica).
2. Francois Duvalier (Haiti)
François Duvalier yang dikenal sebagai “Papa Doc” adalah Presiden Haiti
dari1957 dan belakangan diktator (Presiden seumur hidup) sejak 1964
hingga kematiannya. Pemerintahannya ditandai oleh otokrasi, korupsi, dan
penggunaan tentara pribadi (lihat Tonton Macoute) untuk mempertahankan
kekuasaannya.
Dengand ukungan tentara, Duvalier memenangi pemilu Haiti 1957. Ia
berkampanye sebagai seorang pemimpin populis, dengan menggunakan
strategi noirist – dengan menekankan warna kulitnya yang hitam dan
menantang kaum elit mulatto serta mengimbau kepada mayoritas rakyat
Haiti-Afrika.
Setelah lolos dari sebuah usaha kudeta pada pertengahan 1958, Duvalier
mengadakan pembersihan di kalangan militer. Lalu ia membentuk milisi
pribadi pada 1959 yang dikenal sebagai Milisi Sukarela untuk Keamanan
Nasional (MVSN, atau yang lebih dikenal sebagai Tonton Macoute) yang
mengikuti pola baju hitam kaum Fasis Italia. Kaum macoute tidak digaji
resmi, dan karena itu mereka hidup melalui kejahatan dan pemerasan.
Duvalier lebih jauh membentuk sebuah kelompok pengawal pribadi yang
dikenal sebagai Pengawal Istana. Pada 1961, ia mengubah konstitusi lalu
menyelenggarakan sebuah pemilu bohong dengan satu calon. Hasil resminya
adalah 1,32 juta suara untuk Duvalier dan tak satupun yang menentang. Ia
menyatakan dirinya Presiden Seumur Hidup pada 1964, dan rezimnya segera
menjadi yang paling menindas di belahan bumi barat.
3. Saparmurat Niyazov (Turkmenistan)
Saparmurat Atayevich Niyazov adalah Presiden Turkmenistan pertama sejak
tahun 1991 hingga meninggalnya pada 2006. Ia pertama kali mengambil
kekuasaan sebagai Sekretaris Pertama Partai Komunis Turkmenistan sejak
1985. Ia biasa menggunakan sebutan Serdar Saparmurat Turkmenbashi yang
Agung atau Turkmenbashi dan berasal dari Kipchak.
Setelah Soviet runtuh, dia tetap berkuasa dengan tangan besi. Dia
memaksa lawan-lawan politiknya ke pengasingan, melarang media bebas, dan
pada tahun 1999 mengangkat dirinya sebagai presiden seumur hidup. Foto
dan patungnya dipasang di seluruh negeri. Salah satunya patung emas yang
berputar untuk menghadap matahari di Ashbagat. Ia mengganti nama bulan
Januari dengan namanya. Namanya juga diberikan untuk sebuah pelabuhan,
tanah-tanah peternakan, unit-unit militer, bahkan sebuah meteorit.
Dia adalah pengarang buku Rukhnama (“Buku Jiwa”) yang merupakan bacaan
wajib di sekolah. Setiap pagi anak-anak mengucapkan janji kesetiaan
kepadanya.
4. Josip Broz Tito (Yugoslavia)
Joseph Broz Tito adalah pemimpin Yugoslavia hingga berakhirnya Perang
Dunia II. Ia dipilih oleh parlemen sebagai Presiden Yugoslavia pada 14
Januari 1953 dan masa kepresidenannya berlangsung hingga kematiannya
pada 1980.
Bersama presiden negara lain, termasuk Presiden Indonesia Soekarno, ia
menjadi salah seorang penggerak Non-Blok sebagai reaksi atas perang
dingin blok Timur melawan blok Barat.
5. Kim Il-Sung (Korea Utara)
Kim Il-sung adalah seorang politikus berhaluan komunis dari Korea yang
memimpin Korea Utara sejak 1948 hingga hari kematiannya. Ia menjabat
sebagai perdana menteri pada tahun 1948-1972 dan presiden pada
tahun1972-1994, tetapi posisinya yang paling berpengaruh adalah
Sekretaris Jenderal Partai Buruh Korea. Dalam konteks pemujaan
kepribadian, Kim secara resmi disebut sebagai Pemimpin Besar dan menurut
Konstitusi Korea Utara, ia adalah Presiden Abadi negara tersebut. Hari
ulang tahunnya merupakan salah satu hari libur di Korea Utara.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar