gambar

gambar

Selasa, 22 September 2015

CARA MUDAH MEMBUAT GIGI ANDA LEBIH PUTIH



Jika seseorang akan menilai orang lain pada saat jumpa pertama dari penampilan mereka. Selain penampilan berbusana, kesehatan gigi dan mulut yang terjaga dengan baik menjadi nilai penting ketika Anda berkomunikasi dengan orang lain. Gigi yang rapi, nafas segar dan warna gigi yang cemerlang menjadi rahasia senyum yang memikat.
Selain faktor bertambah usia, pengaruh lapisan gigi yang kurang padat membuat gigi Anda mudah menyerap warna makanan sehingga warna gigi menjadi kusam. Beberapa  kebiasaan juga akan membuat gigi menjadi kuning, seperti minum kopi, teh, minuman bersoda, merokok, minuman asam, obat-obatan tertentu, serta segala jenis makanan dengan warna yang kuat.
Berikut tips mudah untuk cegah warna gigi menjadi kuning:

Makan apel atau wortel setelah makan

Tindakan mudah yang bisa Anda lakukan agar warna gigi tetap cemerlang adalah dengan makan apel atau wortel setelah Anda mengonsumsi kopi, teh, wine, atau makanan dengan warna tajam seperti kari ayam. Diketahui jika mengunyah dua jenis buah ini memiliki efek seperti menggosok gigi.
Terlebih untuk Anda yang sangat menyukai kopi, mengunyah apel sekali sehari ternyata cukup membantu agar gigi tetap terlihat cerah. Kandungan serat tinggi pada apel, sumber asam alami, serta daging buah yang padat, membuat apel menjadi pembersih gigi alami saat Anda tak sempat untuk menggosok gigi.

Pakai sedotan untuk minuman berwarna tajam

Untuk mencegah noda pada gigi atau menjaga warna gigi setelah proses pemutihan, gunakan sedotan saat meminum kopi, soda, dan teh untuk mengurangi kontak air dengan gigi. Ini sangat efektif untuk menjaga warna gigi dan membuatnya sehat lebih lama.

Buat sendiri pemutih gigi

Campurkan satu sendok teh baking soda dengan sedikit air, lalu sikatkan pada gigi. Cara sederhana ini bisa memutihkan gigi 2 tingkat lebih cerah bila dilakukan secara rutin 2 kali dalam sebulan. Baking soda dikenal memiliki kemampuan untuk membersihkan noda, namun tidak merusak gigi.

Cegah asam lambung

Naiknya asam lambung tak hanya menimbulkan efek tidak nyaman, namun naiknya asam lambung ke mulut juga bisa merusak gigi. Kandungan asam dari saluran pencernaan bisa mengikis enamel gigi layaknya minuman soda atau minuman berenergi.

WALI SONGO DAKWAH ATAS PERINTAH KHALIFAH KEKHALIFAHAN UTSMANI DARI TURKI

WALI SONGO UTUSAN KHALIFAH




 Di samping penerapan syariah Islam, hubungan Nusantara dengan Khilafah Islam pun terjalin. Pada tahun 100 H (718 M) Raja Sriwijaya Jambi yang bernama Srindravarman mengirim surat kepada Khalifah Umar bin Abdul Aziz dari Khilafah Bani Umayyah. Sang Raja meminta dikirimi dai yang bisa menjelaskan Islam kepadanya. Dua tahun kemudian, yakni tahun 720 M, Raja Srindravarman, yang semula Hindu, masuk Islam. Sriwijaya Jambi pun dikenal dengan nama Sribuza Islam. (Ayzumardi Azra, 2005).

Sebagian pengemban dakwah Islam juga merupakan utusan langsung yang dikirim oleh Khalifah melalui amilnya. Tahun 808H/1404M adalah awal kali ulama utusan Khalifah Muhammad I ke Pulau Jawa (yang kelak dikenal dengan nama Walisongo). Setiap periode ada utusan yang tetap dan ada pula yang diganti. Pengiriman ini dilakukan selama lima periode. (Rahimsyah, Kisah Wali Songo, t.t., Karya Agung Surabaya, hlm. 6).

Bernard Lewis (2004) menyebutkan bahwa pada tahun 1563 penguasa Muslim di Aceh mengirim seorang utusan ke Istanbul untuk meminta bantuan melawan Portugis. Dikirimlah 19 kapal perang dan sejumlah kapal lainnya pengangkut persenjataan dan persediaan; sekalipun hanya satu atau dua kapal yang tiba di Aceh.

Hubungan ini tampak pula dalam penganugerahan gelar-gelar kehormatan. Abdul Qadir dari Kesultanan Banten, misalnya, tahun 1048 H (1638 M) dianugerahi gelar Sultan Abulmafakir Mahmud Abdul Kadir oleh Syarif Zaid, Syarif Makkah saat itu. Pangeran Rangsang dari Kesultanan Mataram memperoleh gelar sultan dari Syarif Makkah tahun 1051 H (1641 M) dengan gelar, Sultan Abdullah Muhammad Maulana Matarami. (Ensiklopedia Tematik Dunia Islam Asia Tenggara, 2002). Bahkan Banten sejak awal memang menganggap dirinya sebagai Kerajaan Islam, dan tentunya termasuk Dar al-Islam yang ada di bawah kepemimpinan Khalifah Turki Utsmani di Istanbul. (Ensiklopedia Tematis Dunia Islam, Struktur Politik dan Ulama: Kesultanan Banten, 2002).

Selain itu, Snouck Hurgrounye, sebagaimana yang dikutip oleh Deliar Noer, mengungkapkan bahwa rakyat kebanyakan pada umumnya di Indonesia, melihat stambol (Istanbul, ibukota Khalifah Usmaniyah) senantiasa sebagai kedudukan seorang raja semua orang Mukmin dan tetap (dipandang) sebagai raja dari segala raja di dunia. (Deliar Noer, 1991).

Penjajah Belanda Menghapuskan Jejak Itu

Pada masa penjajahan, Belanda berupaya menghapuskan penerapan syariah Islam oleh hampir seluruh kesultanan Islam di Indonesia. Salah satu langkah penting yang dilakukan Belanda adalah menyusupkan pemikiran dan politik sekular melalui Snouck Hurgronye. Dia menyatakan dengan tegas bahwa musuh kolonialisme bukanlah Islam sebagai agama. (H. Aqib Suminto, 1986).

Dari pandangan Snouck tersebut penjajah Belanda kemudian berupaya melemahkan dan menghancurkan Islam dengan 3 cara. Pertama: memberangus politik dan institusi politik/pemerintahan Islam. Dihapuslah kesultanan Islam. Contohnya adalah Banten. Sejak Belanda menguasai Batavia, Kesultanan Islam Banten langsung diserang dan dihancurkan. Seluruh penerapan Islam dicabut, lalu diganti dengan peraturan kolonial.

Kedua: melalui kerjasama raja/sultan dengan penjajah Belanda. Hal ini tampak di Kerajaan Islam Demak. Pelaksanaan syariah Islam bergantung pada sikap sultannya. Di Kerajaan Mataram, misalnya, penerapan Islam mulai menurun sejak Kerajaan Mataram dipimpin Amangkurat I yang bekerjasama dengan Belanda.

Ketiga: dengan menyebar para orientalis yang dipelihara oleh pemerintah penjajah. Pemerintah Belanda membuat Kantoor voor Inlandsche zaken yang lebih terkenal dengan kantor agama (penasihat pemerintah dalam masalah pribumi). Kantor ini bertugas membuat ordonansi (UU) yang mengebiri dan menghancurkan Islam. Salah satu pimpinannya adalah Snouck Hurgronye. Dikeluarkanlah: Ordonansi Peradilan Agama tahun 1882, yang dimaksudkan agar politik tidak mencampuri urusan agama (sekularisasi); Ordonansi Pendidikan, yang menempatkan Islam sebagai saingan yang harus dihadapi; Ordonansi Guru tahun 1905 yang mewajibkan setiap guru agama Islam memiliki izin; Ordonansi Sekolah Liar tahun 1880 dan 1923, yang merupakan percobaan untuk membunuh sekolah-sekolah Islam. Sekolah Islam didudukkan sebagai sekolah liar. (H. Aqib Suminto, 1986).

Demikianlah, syariah Islam mulai diganti oleh penjajah Belanda dengan hukum-hukum sekular. Hukum-hukum sekular ini terus berlangsung hingga sekarang. Walhasil, tidak salah jika dikatakan bahwa hukum-hukum yang berlaku di negeri ini saat ini merupakan warisan dari penjajah; sesuatu yang justru seharusnya dienyahkan oleh kaum Muslim, sebagaimana mereka dulu berhasil mengenyahkan sang penjajah: Belanda. 

Nama Wali Songo sebagai Penyebar Islam di Pulau Jawa sangat dikenal oleh seluruh lapisan masyarakat, terutama yang beragama Islam. Istilah Songo yang berarti mulia (bukan dalam arti angka 9) itu berasal dari bahasa arab yaitu dengan kata Sanga (mulia). Para da’i ditugaskan oleh Khilafah Turki Utsmani pada waktu itu dengan membagi Wilayah Jawa menjadi tiga, dengan masing-masing bagian diisi oleh 3 (tiga) da’i. Mereka berasal dari berbagai wilayah ke-Khilafahan Daulah Islamiyah, sedangkan Pucuk Pimpinan dipegang oleh Sunan Ampel karena beliau lebih dekat kekerabatannya dengan Pemegang Kekuasaan Mojopahit.

Pada tahun 1404 Masehi, Sultan Muhammad I, Sultan Kesultanan Turki Utsmani mengutus Maulana Malik Ibrahim untuk berdakwah di Nusantara ( Indonesia ), beliau ( Maulana Malik Ibrahim ) adalah pakar pertanian dan akhirnya menetap dan wafat di Gresik, Jawa Timur. Begitu juga dengan Sunan Kudus, beliau asli berasal dari Al Quds, Palestine. Beliau adalah pakar perang dan strategi Islam di masa Kesultanan Turki Ustmani, begitu pula dengan Sunan Gunung Djati juga berasal dari Palestine. Ketiganya diutus oleh Sultan Muhammad I. Sunan Kudus dikawal oleh 2 org dari China sebagai pembantu perang dan arsitektur antaranya Ti Lin Tsing ( Pakar Wushu ), dan Sung Kin Ang ( Pakar Ukir ). Pengiriman ulama Islam yg lebih dikenal Wali Songo dari luar nusantara berlanjut sampai datangnya Portugis ke Sunda Kelapa. Untuk membantu perjuangan Islam di tanah air. para wali diyakini bukanlah sebutan utk 9 individu tapi status jabatan yg dibentuk untuk membantu kelangsungan pemerintahan Islam di Tanah air.
"Dr. Saiful Bahri, Lc, MA"

Kesultanan di Nusantara telah lahir untuk menjadi alat dalam menerapkan Hukum / Aturan ALLAH SWT. Setelah perjalanan panjang da’wah selama 80 tahun. Setelah itu secara serentak dan paripurna wilayah-wilayah yang ada di pulau Jawa dan daerah lainnya di Nusantara serta daerah sekitarnya berdiri / lahir Kesultanan-kesultanan. Seluruh wilayah Nusantara dan sekitarnya diterapkan SYARIAH ISLAM, Mutlak dan Wajib menggabungkan diri didalam naungan Daulah Khilafah Turki Utsmani pada waktu itu.

Pada masa itu Kemuliaan Peradaban Umat berada pada masa ke-Emasan, dengan julukan bagi Wilayah Nusantara dengan julukan “GEMA RIPAH LOH JINAWI, TOTO TENTREM KERTO RAHARJO” dan “SRI BUYA ISLAM. Juga pada Abad sebelumnya sudah disebut oleh Marcopolo setelah bersandar di perairan pulau Sumatera yaitu dengan sebutan “THE LAW OF MUHAMMAD” atau “UNDANG – UNDANG MUHAMMAD”.
Bisa dikatakan tak akan ada Islam di Indonesia tanpa peran khilafah. Orang sering mengatakan bahwa Islam di Indonesia, khususnya di tanah Jawa disebarkan oleh Walisongo. Tapi tak banyak orang tahu, siapa sebenarnya Walisongo itu? Dari mana mereka berasal? Tidak mungkin to mereka tiba-tiba ada, seolah turun dari langit?
Dalam kitab Kanzul ‘Hum yang ditulis oleh Ibn Bathuthah yang kini tersimpan di Museum Istana Turki di Istanbul, disebutkan bahwa Walisongo dikirim oleh Sultan Muhammad I. Awalnya, ia pada tahun 1404 M (808 H) mengirim surat kepada pembesar Afrika Utara dan Timur Tengah yang isinya meminta dikirim sejumlah ulama yang memiliki kemampuan di berbagai bidang untuk diberangkatkan ke pulau Jawa.
Jadi, Walisongo sesungguhnya adalah para dai atau ulama yang diutus khalifah di masa Kekhilafahan Utsmani untuk menyebarkan Islam di Nusantara. Dan jumlahnya ternyata tidak hanya sembilan (Songo). Ada 6 angkatan yang masing-masing jumlahnya sekitar sembilan orang. Memang awalnya dimulai oleh angkatan I yang dipimpin oleh Syekh Maulana Malik Ibrahim, asal Turki, pada tahun 1400 an. Ia yang ahli politik dan irigasi itu menjadi peletak dasar pendirian kesultanan di Jawa sekaligus mengembangkan pertanian di Nusantara. Seangkatan dengannya, ada dua wali dari Palestina yang berdakwah di Banten. Yaitu Maulana Hasanudin, kakek Sultan Ageng Tirtayasa, dan Sultan Aliudin. Jadi, masyarakat Banten sesungguhnya punya hubungan biologis dan ideologis dengan Palestina.
Lalu ada Syekh Ja’far Shadiq dan Syarif Hidayatullah yang di sini lebih dikenal dengan sebutan Sunan Kudus dan Sunan Gunung Jati. Keduanya juga berasal dari Palestina. Sunan Kudus mendirikan sebuah kota kecil di Jawa Tengah yang kemudian disebut Kudus – berasal dari kata al Quds (Jerusalem).
Dari para wali itulah kemudian Islam menyebar ke mana-mana hingga seperti yang kita lihat sekarang. Oleh karena itu, sungguh aneh kalau ada dari umat Islam sekarang yang menolak khilafah. Itu sama artinya ia menolak sejarahnya sendiri, padahal nenek moyangnya mengenal Islam tak lain dari para ulama yang diutus oleh para khalifah.
Islam masuk ke Indonesia pada abad 7M (abad 1H), jauh sebelum penjajah datang. Islam terus berkembang dan mempengaruhi situasi politik ketika itu. Berdirilah kesultanan-kesultanan Islam seperti di Sumatera setidaknya diwakili oleh institusi kesultanan Peureulak (didirikan pada 1 Muharram 225H atau 12 November tahun 839M), Samudera Pasai, Aceh Darussalam, Palembang; Ternate, Tidore dan Bacan di Maluku (Islam masuk ke kerajaan di kepulauan Maluku ini tahun 1440); Kesultanan Sambas, Pontianak, Banjar, Pasir, Bulungan, Tanjungpura, Mempawah, Sintang dan Kutai di Kalimantan.
Adapun kesultanan di Jawa antara lain: kesultanan Demak, Pajang, Cirebon dan Banten. Di Sulawesi, Islam diterapkan dalam institusi kerajaan Gowa dan Tallo, Bone, Wajo, Soppeng dan Luwu. Sementara di Nusa Tenggara penerapan Islam di sana dilaksanakan dalam institusi kesultanan Bima. Setelah Islam berkembang dan menjelma menjadi sebuah institusi maka hukum-hukum Islam diterapkan secara menyeluruh dan sistemik dalam kesultanan-kesultanan tersebut.
PERIODE DAKWAH WALI SONGO
Kita sudah mengetahui bahwa mereka adalah Maulana Malik Ibrahim ahli tata pemerintahan negara dari Turki, Maulana Ishaq dari Samarqand yang dikenal dengan nama Syekh Awwalul Islam, Maulana Ahmad Jumadil Kubra dari Mesir, Maulana Muhammad al-Maghrabi dari Maroko, Maulana Malik Israil dari Turki, Maulana Hasanuddin dari Palestina, Maulana Aliyuddin dari Palestina, dan Syekh Subakir dari Persia. Sebelum ke tanah Jawa, umumnya mereka singgah dulu di Pasai. Adalah Sultan Zainal Abidin Bahiyan Syah penguasa Samudra Pasai antara tahun 1349-1406 M yang mengantar Maulana Malik Ibrahim dan Maulana Ishaq ke Tanah Jawa.
Pada periode berikutnya, antara tahun 1421-1436 M datang tiga da’i ulama ke Jawa menggantikan da’i yang wafat. Mereka adalah Sayyid Ali Rahmatullah putra Syaikh Ibrahim dari Samarkand (yang dikenal dengan Ibrahim Asmarakandi) dari ibu Putri Raja Campa-Kamboja (Sunan Ampel), Sayyid Ja’far Shadiq dari Palestina (Sunan Kudus), dan Syarif Hidayatullah dari Palestina cucu Raja Siliwangi Pajajaran (Sunan Gunung Jati).
Mulai tahun 1463M makin banyak da’i ulama keturunan Jawa yang menggantikan da’i yang wafat atau pindah tugas. Mereka adalah Raden Paku (Sunan Giri) putra Maulana Ishaq dengan Dewi Sekardadu, putri Prabu Menak Sembuyu, Raja Blambangan; Raden Said (Sunan Kalijaga) putra Adipati Wilatikta Bupati Tuban; Raden Makdum Ibrahim (Sunan Bonang); dan Raden Qasim Dua (Sunan Drajad) putra Sunan Ampel dengan Dewi Condrowati, putri Prabu Kertabumi Raja Majapahit.
Banyaknya gelar Raden yang berasal dari kata Rahadian yang berarti Tuanku di kalangan para wali, menunjukkan bahwa dakwah Islam sudah terbina dengan subur di kalangan elit penguasa Kerajaan Majapahit. Sehingga terbentuknya sebuah kesultanan tinggal tunggu waktu.
Hubungan tersebut juga nampak antara Aceh dengan Khilafah Utsmaniyah. Bernard Lewis menyebutkan bahwa pada tahun 1563M, penguasa Muslim di Aceh mengirim seorang utusan ke Istambul untuk meminta bantuan melawan Portugis sambil meyakinkan bahwa sejumlah raja di kawasan tersebut telah bersedia masuk agama Islam jika kekhalifahan Utsmaniyah mau menolong mereka.
Saat itu kekhalifahan Utsmaniyah sedang disibukkan dengan berbagai masalah yang mendesak, yaitu pengepungan Malta dan Szigetvar di Hungaria, dan kematian Sultan Sulaiman Agung. Setelah tertunda selama dua bulan, mereka akhirnya membentuk sebuah armada yang terdiri dari 19 kapal perang dan sejumlah kapal lainnya yang mengangkut persenjataan dan persediaan untuk membantu masyarakat Aceh yang terkepung.
Namun, sebagian besar kapal tersebut tidak pernah tiba di Aceh. Banyak dari kapal-kapal tersebut dialihkan untuk tugas yang lebih mendesak yaitu memulihkan dan memperluas kekuasaan Utsmaniyah di Yaman. Ada satu atau dua kapal yang tiba di Aceh. Kapal-kapal tersebut selain membawa pembuat senjata, penembak, dan teknisi juga membawa senjata dan peralatan perang lainnya, yang langsung digunakan oleh penguasa setempat untuk mengusir Portugis. Peristiwa ini dapat diketahui dalam berbagai arsip dokumen negara Turki.
Hubungan ini nampak pula dalam penganugerahan gelar-gelar kehormatan diantaranya Abdul Qadir dari Kesultanan Banten misalnya, tahun 1048 H (1638 M) dianugerahi gelar Sultan Abulmafakir Mahmud Abdul Kadir oleh Syarif Zaid, Syarif Mekkah saat itu. Demikian pula Pangeran Rangsang dari Kesultanan Mataram memperoleh gelar Sultan dari Syarif Mekah tahun 1051 H (1641 M ) dengan gelar Sultan Abdullah Muhammad Maulana Matarami. Pada tahun 1638 M, sultan Abdul Kadir Banten berhasil mengirim utusan membawa misi menghadap syarif Zaid di Mekah.
Hasil misi ke Mekah ini sangat sukses, sehingga dapat dikatakan kesultanan Banten sejak awal memang meganggap dirinya sebagai kerajaan Islam, dan tentunya termasuk Dar al-Islam yang ada di bawah kepemimpinan Khalifah Turki Utsmani di Istanbul. Sultan Ageng Tirtayasa mendapat gelar sultan dari Syarif mekah.
Hubungan erat ini nampak juga dalam bantuan militer yang diberikan oleh Khilafah Islamiyah. Dalam Bustanus Salatin karangan Nuruddin ar-Raniri disebutkan bahwa kesultanan Aceh telah menerima bantuan militer berupa senjata disertai instruktur yang mengajari cara pemakaiannya dari Khilafah Turki Utsmani (1300-1922).
Bernard Lewis (2004) menyebutkan bahwa pada tahun 1563 penguasa Muslim di Aceh mengirim seorang utusan ke Istanbul untuk meminta bantuan melawan Portugis. Dikirimlah 19 kapal perang dan sejumlah kapal lainnya pengangkut persenjataan dan persediaan; sekalipun hanya satu atau dua kapal yang tiba di Aceh.
Tahun 1652 kesultanan Aceh mengirim utusan ke Khilafah Turki Utsmani untuk meminta bantuan meriam. Khilafah Turki Utsmani mengirim 500 orang pasukan orang Turki beserta sejumlah besar alat tembak (meriam) dan amunisi. Tahun 1567, Sultan Salim II mengirim sebuah armada ke Sumatera, meski armada itu lalu dialihkan ke Yaman. Bahkan Snouck Hourgroye menyatakan, “Di Kota Makkah inilah terletak jantung kehidupan agama kepulauan Nusantara, yang setiap detik selalu memompakan darah segar ke seluruh penduduk Muslimin di Indonesia.” Bahkan pada akhir abad 20, Konsul Turki di Batavia membagi-bagikan al-Quran atas nama Sultan Turki.
Di istambul juga dicetak tafsir al-Quran berbahasa melayu karangan Abdur Rauf Sinkili yang pada halaman depannya tertera “dicetak oleh Sultan Turki, raja seluruh orang Islam”. Sultan Turki juga memberikan beasiswa kepada empat orang anak keturunan Arab di Batavia untuk bersekolah di Turki.
Pada masa itu, yang disebut-sebut Sultan Turki tidak lain adalah Khalifah, pemimpin Khilafah Utsmaniyah yang berpusat di Turki. Selain itu, Snouck Hurgrounye sebagaimana dikutip oleh Deliar Noer mengungkapkan bahwa rakyat kebanyakan pada umumnya di Indonesia, terutama mereka yang tinggal di pelosok-pelosok yang jauh di penjuru tanah air, melihat stambol (Istambul, kedudukan Khalifah Usmaniyah) masih senantiasa sebagai kedudukan seorang raja semua orang mukmin yang kekuasaannya mungkin agaknya untuk sementara berkurang oleh adanya kekuasaan orang-orang kafir, tetapi masih dan tetap [dipandang] sebagai raja dari segala raja di dunia. Mereka juga berpikir bahwa “sultan-sultan yang belum beragama mesti tunduk dan memberikan penghormatannya kepada khalifah.” Demikianlah, dapat dikatakan bahwa Islam berkembang di Indonesia dengan adanya hubungan dengan Khilafah Turki Utsmani.
Dengan demikian, keterkaitan Nusantara sebagai bagian dari Khilafah, baik saat Khilafah Abbasiyah Mesir dan Khilafah Utsmaniyah telah nampak jelas pada pengangkatan Meurah Silu menjadi Sultan Malikussaleh di Kesultanan Samudra-Pasai Darussalam oleh Utusan Syarif Mekkah, dan pengangkatan Sultan Abdul Kadir dari Kesultanan Banten dan Sultan Agung dari Kesultanan Mataram oleh Syarif Mekkah.
Dengan mengacu pada format sistem kehilafahan saat itu, Syarif Mekkah adalah Gubernur (wali) pada masa Khilafah Abbasiyah dan Khilafah Utsmaniyah untuk kawasan Hijaz. Jadi, wali yang berkedudukan di Mekkah bukan semata penganugerahan gelar melainkan pengukuhannya sebagai sultan. Sebab, sultan artinya penguasa. Karenanya, penganugerahan gelar sultan oleh wali lebih merupakan pengukuhan sebagai penguasa Islam. Sementara itu, kelihatan Aceh memiliki hubungan langsung dengan pusat khilafah Utsmaniyah di Turki.
KESIMPULAN
Jumlah dai yang diutus ini tidak hanya sembilan (Songo). Bahkan ada 6 angkatan yang dikirimkan, masing-masing jumlanya sekitar sembilan orang. (Versi lain mengatakan 7 bahkan 10 angkatan karena dilanjutkan oleh anak / keturunannya)
Para Wali ini datang dimulai dari Maulana Malik Ibrahim, asli Turki. Beliau ini ahli politik & irigasi, wafat di Gresik.
- Maulana Malik Ibrahim ini menjadi peletak dasar pendirian kesultanan di Jawa sekaligus mengembangkan pertanian di Nusantara.
- Seangkatan dengan beliau ada 2 wali dari Palestina yg berdakwah di Banten; salah satunya Maulana Hasanudin, beliau kakek Sultan Ageng Tirtayasa.
- Juga Sultan Aliyudin, beliau dari Palestina dan tinggal di Banten. Jadi masyarakat Banten punya hubungan darah & ideologi dg Palestina.
- Juga Syaikh Ja'far Shadiq & Syarif Hidayatullah; dikenal disini sebagai Sunan Kudus & Sunan Gunung Jati; mereka berdua dari Palestina.
- Maka jangan heran, Sunan Kudus mendirikan Kota dengan nama Kudus, mengambil nama Al-Quds (Jerusalem) & Masjid al-Aqsha di dalamnya.
(Sumber Muhammad Jazir, seorang budayawan & sejarawan Jawa , Pak Muhammad Jazir ini juga penasehat Sultan Hamengkubuwono X).
Adapun menurut Berita yang tertulis di dalam kitab Kanzul ‘Hum karya Ibnul Bathuthah, yang kemudiah dilanjutkan oleh Syekh Maulana Al Maghribi.
Sultan Muhammad I itu membentuk tim beranggotakan 9 orang untuk diberangkatkan ke pulau Jawa dimulai pada tahun 1404. Tim tersebut diketuai oleh Maulana Malik Ibrahim yang merupakan ahli mengatur negara dari Turki.

Wali Songo Angkatan Ke-1, tahun 1404 M/808 H. Terdiri dari:

1. Maulana Malik Ibrahim, berasal dari Turki, ahli mengatur negara.
2. Maulana Ishaq, berasal dari Samarkand, Rusia Selatan, ahli pengobatan.
3. Maulana Ahmad Jumadil Kubro, dari Mesir.
4. Maulana Muhammad Al Maghrobi, berasal dari Maroko.
5. Maulana Malik Isro’il, dari Turki, ahli mengatur negara.
6. Maulana Muhammad Ali Akbar, dari Persia (Iran), ahli pengobatan.
7. Maulana Hasanudin, dari Palestina.
8. Maulana Aliyudin, dari Palestina.
9. Syekh Subakir, dari Iran, Ahli ruqyah.

Wali Songo Angkatan ke-2, tahun 1436 M, terdiri dari :

1. Sunan Ampel, asal Champa, Muangthai Selatan
2. Maulana Ishaq, asal Samarqand, Rusia Selatan
3. Maulana Ahmad Jumadil Kubro, asal Mesir
4. Maulana Muhammad Al-Maghrabi, asal Maroko
5. Sunan Kudus, asal Palestina
6. Sunan Gunung Jati, asal Palestina
7. Maulana Hasanuddin, asal Palestina
8. Maulana 'Aliyuddin, asal Palestina
9. Syekh Subakir, asal Persia Iran.

Wali Songo Angkatan ke-3, 1463 M, terdiri dari:

1. Sunan Ampel, asal Champa, Muangthai Selatan
2. Sunan Giri, asal Belambangan,Banyuwangi, Jatim
3. Maulana Ahmad Jumadil Kubro, asal Mesir
4. Maulana Muhammad Al-Maghrabi, asal Maroko
5. Sunan Kudus, asal Palestina
6. Sunan Gunung Jati, asal Palestina
7. Sunan Bonang, asal Surabaya, Jatim
8. Sunan Derajat, asal Surabaya, Jatim
9. Sunan Kalijaga, asal Tuban, Jatim

Wali Songo Angkatan ke-4,1473 M, terdiri dari :

1. Sunan Ampel, asal Champa, Muangthai Selatan
2. Sunan Giri, asal Belambangan,Banyuwangi, Jatim
3. Raden Fattah, asal Majapahit, Raja Demak
4. Fathullah Khan (Falatehan), asal Cirebon
5. Sunan Kudus, asal Palestina
6. Sunan Gunung Jati, asal Palestina
7. Sunan Bonang, asal Surabaya, Jatim
8. Sunan Derajat, asal Surabaya, Jatim
9. Sunan Kalijaga, asal Tuban, Jatim

Wali Songo Angkatan ke-5,1478 M, terdiri dari :

1. Sunan Giri, asal Belambangan,Banyuwangi, Jatim
2. Sunan Muria, asal Gunung Muria, Jawa Tengah
3. Raden Fattah, asal Majapahit, Raja Demak
4. Fathullah Khan (Falatehan), asal Cirebon
5. Sunan Kudus, asal Palestina
6. Syaikh Siti Jenar, asal Persia, Iran
7. Sunan Bonang, asal Surabaya, Jatim
8. Sunan Derajat, asal Surabaya, Jatim
9. Sunan Kalijaga, asal Tuban, Jatim

Wali Songo Angkatan ke-6,1479 M, terdiri dari :

1. Sunan Giri, asal Belambangan,Banyuwangi, Jatim
2. Sunan Muria, asal Gunung Muria, Jawa Tengah
3. Raden Fattah, asal Majapahit, Raja Demak
4. Fathullah Khan (Falatehan), asal Cirebon
5. Sunan Kudus, asal Palestina
6. Sunan Tembayat, asal Pandanarang
7. Sunan Bonang, asal Surabaya, Jatim
8. Sunan Derajat, asal Surabaya, Jatim
9. Sunan Kalijaga, asal Tuban, Jatim
Syamsul Arifin, berbagai sumber

Awal Masuk Islam di Indonesia
Sebelum kita mengenal beberapa teori tentang penyebaran Islam di Nusantara, perlu di perhatikan bahwa Politik Luar Negeri Negara Khilafah terdiri dari dua; Da’wah dan Jihad. Awalnya negeri yang di targetkan akan di beri da’wah, ketika menerima maka tidak ada perang di sana. Namun, ketika menolak, maka akan terjadi Jihad dan Futuhat (Pembebasan). Dua hal ini adalah politik Luar Negeri, dimana di setiap perkembangan akan di sampaikan kepada Khalifah.
Itu pula yang terjadi di Indonesia. Jika penyebaran Islam di lakukan oleh pedagang semata, bukan Da’i atau utusan, maka apakah akan ada laporan kepada Khalifah? Lalu, apakah penyebaran lewat jalur perdagangan merupakan Politik Luar Negeri? Apakah penyebaran Islam dengan jalur perdagangan hanya propaganda untuk menutupi bahwa Nusantara pernah menjadi fokus Da’wah Islam dan menjadi bagian dari Khilafah?
Dari teori Islamisasi oleh Arab dan China, Hamka dalam bukunya Sejarah Umat Islam Indonesia, mengaitkan dua teori Islamisasi tersebut. Islam datang ke Indonesia pada abad ke-7 Masehi. Penyebarannya pun bukan dilakukan oleh para pedagang dari Persia atau India, melainkan dari Arab. Sumber versi ini banyak ditemukan dalam literatur-literatur China yang terkenal, seperti buku sejarah tentang China yang berjudul Chiu Thang Shu.
Menurut buku ini, orang-orang Ta Shih, sebutan bagi orang-orang Arab, pernah mengadakan kunjungan diplomatik ke China pada tahun 651 Masehi atau 31 Hijriah. Empat tahun kemudian, dinasti yang sama menerima delegasi dari Tan Mi Mo Ni’, sebutan untuk Amirul Mukminin. Selanjutnya, buku itu menyebutkan, bahwa delegasi Tan Mi Mo Ni’ itu merupakan utusan yang dikirim oleh khalifah yang ketiga. Ini berarti bahwa Amirul Mukminin yang dimaksud adalah Khalifah Utsman bin Affan.
Pada masa berikutnya, delegasi-delegasi muslim yang dikirim ke China semakin bertambah. Pada masa Khilafah Umayyah saja, terdapat sebanyak 17 delegasi yang datang ke China. Kemudian pada masa Dinasti Abbasiyah, ada sekitar 18 delegasi yang pernah dikirim ke China.
Bahkan pada pertengahan abad ke-7 Masehi, sudah terdapat perkampungan-perkampungan muslim di daerah Kanton dan Kanfu. Sumber tentang versi ini juga dapat diperoleh dari catatan-catatan para peziarah Budha-China yang sedang berkunjung ke India. Mereka biasanya menumpang kapal orang-orang Arab yang kerap melakukan kunjungan ke China sejak abad ketujuh. Tentu saja, untuk sampai ke daerah tujuan, kapal-kapal itu melewati jalur pelayaran Nusantara.
Beberapa catatan lain menyebutkan, delegasi-delegasi yang dikirim China itu sempat mengunjungi Zabaj atau Sribuza, sebutan lain dari Sriwijaya. Mereka umumnya mengenal kebudayaan Budha Sriwijaya yang sangat dikenal pada masa itu. Kunjungan ini dikisahkan oleh Ibnu Abd al-Rabbih, ia menyebutkan bahwa sejak tahun 100 hijriah atau 718 Masehi, sudah terjalin hubungan diplomatik yang cukup baik antara Raja Sriwijaya, Sri Indravarman dengan Khalifah Umar Ibnu Abdul Aziz.
Lebih jauh, dalam literatur China itu disebutkan bahwa perjalanan para delegasi itu tidak hanya terbatas di Sumatera saja, tetapi sampai pula ke daerah-daerah di Pulau Jawa. Pada tahun 674-675 Masehi, orang-orang Ta Shi (Arab) yang dikirim ke China itu meneruskan perjalanan ke Pulau Jawa. Menurut sumber ini, mereka berkunjung untuk mengadakan pengamatan terhadap Ratu Shima, penguasa Kerajaan Kalingga, yang terkenal sangat adil itu.
Pada periode berikutnya, proses Islamisasi di Jawa dilanjutkan oleh Wali Songo. Mereka adalah para muballig yang paling berjasa dalam mengislamkan masyarakat Jawa. Dalam Babad Tanah Djawi disebutkan, para Wali Songo itu masing-masing memiliki tugas untuk menyebarkan Islam ke seluruh pelosok Jawa melalui tiga wilayah penting. Wilayah pertama adalah, Surabaya, Gresik, dan Lamongan di Jawa Timur.
Wilayah kedua adalah, Demak, Kudus, dan Muria di Jawa Tengah. Dan wilayah ketiga adalah, Cirebon di Jawa Barat. Dalam berdakwah, para Wali Songo itu menggunakan jalur-jalur tradisi yang sudah dikenal oleh orang-orang Indonesia kuno. Yakni melekatkan nilai-nilai Islam pada praktik dan kebiasaan tradisi setempat. Dengan demikian, tampak bahwa ajaran Islam sangat luwes, mudah dan memenuhi kebutuhan masyarakat Jawa.
Selain berdakwah dengan tradisi, para Wali Songo itu juga mendirikan pesantren-pesantren, yang digunakan sebagai tempat untuk menelaah ajaran-ajaran Islam, sekaligus sebagai tempat pengaderan para santri. Pesantren Ampel Denta dan Giri Kedanton, adalah dua lembaga pendidikan yang paling penting di masa itu. Bahkan dalam pesantren Giri di Gresik, Jawa Timur itu, Sunan Giri telah berhasil mendidik ribuan santri yang kemudian dikirim ke beberapa daerah di Nusa Tenggara dan wilayah Indonesia Timur lainnya.
Penjajah Belanda Menghapuskan Jejak Khilafah
Pada masa penjajahan, Belanda berupaya menghapuskan penerapan syariah Islam oleh hampir seluruh kesultanan Islam di Indonesia. Salah satu langkah penting yang dilakukan Belanda adalah menyusupkan pemikiran dan politik sekular melalui Snouck Hurgronye. Dia menyatakan dengan tegas bahwa musuh kolonialisme bukanlah Islam sebagai agama.
Dari pandangan Snouck tersebut penjajah Belanda kemudian berupaya melemahkan dan menghancurkan Islam dengan 3 cara. Pertama: memberangus politik dan institusi politik/pemerintahan Islam. Dihapuslah kesultanan Islam. Contohnya adalah Banten. Sejak Belanda menguasai Batavia, Kesultanan Islam Banten langsung diserang dan dihancurkan. Seluruh penerapan Islam dicabut, lalu diganti dengan peraturan kolonial.
Kedua: melalui kerjasama raja/sultan dengan penjajah Belanda. Hal ini tampak di Kerajaan Islam Demak. Pelaksanaan syariah Islam bergantung pada sikap sultannya. Di Kerajaan Mataram, misalnya, penerapan Islam mulai menurun sejak Kerajaan Mataram dipimpin Amangkurat I yang bekerjasama dengan Belanda.
Ketiga: dengan menyebar para orientalis yang dipelihara oleh pemerintah penjajah. Pemerintah Belanda membuat Kantoor voor Inlandsche zaken yang lebih terkenal dengan kantor agama (penasihat pemerintah dalam masalah pribumi). Kantor ini bertugas membuat ordonansi (UU) yang mengebiri dan menghancurkan Islam. Salah satu pimpinannya adalah Snouck Hurgronye.
Dikeluarkanlah: Ordonansi Peradilan Agama tahun 1882, yang dimaksudkan agar politik tidak mencampuri urusan agama (sekularisasi); Ordonansi Pendidikan, yang menempatkan Islam sebagai saingan yang harus dihadapi; Ordonansi Guru tahun 1905 yang mewajibkan setiap guru agama Islam memiliki izin; Ordonansi Sekolah Liar tahun 1880 dan 1923, yang merupakan percobaan untuk membunuh sekolah-sekolah Islam. Sekolah Islam didudukkan sebagai sekolah liar.
Demikianlah, syariah Islam mulai diganti oleh penjajah Belanda dengan hukum-hukum sekular. Hukum-hukum sekular ini terus berlangsung hingga sekarang. Walhasil, tidak salah jika dikatakan bahwa hukum-hukum yang berlaku di negeri ini saat ini merupakan warisan dari penjajah; sesuatu yang justru seharusnya dienyahkan oleh kaum Muslim, sebagaimana mereka dulu berhasil mengenyahkan sang penjajah: Belanda

Minggu, 20 September 2015

SINGKONG OBAT AJAIB PEMBUNUH KANKER

Penyakit kanker ternyata bisa diatasi dengan umbi-umbian yang berwarna ungu seperti singkong. Menurut Prof. Dr. Sumali Wiryowidagdo, guru besar Farmasi FMIPA-UI obat-obatan yang digunakan adalah obat-obatan yang dapat menghentikan penyebaran pertumbuhan kanker dan menghentikan pertumbuhan jaringan yang luar biasa.
Biasanya obat-obatan kanker yang digunakan adalah racun sel. Racun sel ini harus diberikan pada sel-sel yang bertumbuh luar biasa, sehingga tidak boleh terkena atau membunuh sel lain yang normal. Racun sel terdapat pada umbi-umbian seperti singkong atau ubi berwarna ungu.
Di dalam umbi-umbian tersebut terdapat racun sianida (HCN). Umbi-umbian ini mengandung sianida, tetapi jangan khawatir racun sianida dalam keadaan tidak aktif dan jumlahnya sedikit. Senyawa HCN di dalam umbi-umbian terikat dengan zat-zat lain dan menjadi zat glikosida atau disebut ikatan glikosida. Kemudian, senyawanya menjadi glikosida sianogenik yang tidak beracun.
Namun, begitu HCN-nya terlepas dari glikosida maka sianida akan menjadi racun atau berpotensi menjadi racun. Hal tersebut bisa terjadi jika umbi seperti singkong dimakan dalam jumlah banyak. Biasanya umbi singkong yang mengandung senyawa glikosida sianogenik adalah yang berwarna ungu. Rasanya pahit dan biasanya jarang dijual.
Karena yang dibutuhkan adalah racunnya, maka kandungannya harus berbentuk HCN bebas. Cara membuatnya, singkong diparut dan setelah itu parutan singkong ditempelkan pada jaringan kanker yang berdekatan dengan sel-sel kulit. Sebelum menempelkan, sebaiknya seseorang mengetahui letak kankernya yang berdekatan dengan kulit. Misalnya untuk kanker liver, maka parutan singkong ditempelkan di perut.
Selanjutnya adalah bagian yang ditempelkan parutan singkong diperban. Lalu didiamkan selama 3-5 jam dan sesudah itu bisa diulang lagi penempelan parutan singkong. Jadi penggunaannya bisa sepanjang hari. Dengan ditempelkan maka racun akan diserap melalui kulit menuju tempat kankernya dan mematikan sel-sel kanker tersebut.
Terapi ini tidak dianjurkan dilakukan tanpa pengawasan ahli karena bisa menjadi berbahaya. Tidak dianjurkan untuk dikonsumsi, apalagi dalam jumlah banyak karena sel-sel lain yang normal juga bisa terkena racun. Penggunaannya berapa lama tergantung dari luasnya jaringan kanker.
- See more at: http://fastnewsindonesia.com/article/umbi-singkong-dapat-atasi-kanker#sthash.SHaD9EpM.dpuf
Gambar Sejarah Singkong
Tahukah Anda, singkong rupanya punya kemanfaatan yang di luar dugaan. Seorang peneliti medis dari Srilangka, Dr Cynthia Jayasuriya, menemukan singkong ternyata bisa jadi obat mujarab untuk membunuh sel-sel kanker.
Penemuannya itu berdasarkan pengalaman pribadinya ketika ia tengah menjalani perawatan kanker. Dikutip dari infolanka.com, Dr Cynthia mula-mula penasaran ingin mengetahui makanan rutin yang dikonsumsi yang mengandung vitamin B17.
Ternyata vitamin B17 itu ada dalam singkong. Jadi Dr Cynthia mulai mengonsumsi singkong 10 gram tiga kali sehari. Setelah dikonsumsi selama sebulan, ia melakukan pemeriksaan kandung kemih yang dilakukan doker yang menangani penyakitnya.
Ternyata sang dokter terkejut karena kandung kemihnya benar-benar bersih dan normal. Selama makan singkong, Dr Cynthia merasa sangat fit dan orang lainpun melihatnya sangat sehat. Setelah itu setiap tiga bulan ia periksa dan hasilnya tetap bersih.
Sejak itulah ia hanya mengonsumsi singkong dan tidak menjalani pengobatan lainnya. Secara sederhana, Dr Cynthia Jayasuriya menjelaskan cara kerja singkong yang mampu membunuh sel-sel ganas yang bisa menggerogoti tubuh manusia.
Di singkong terkandung vitamin B17 yang nama ilmiahnya amygdaline. Sel-sel kanker adalah sel yang belum matang dan memiliki enzym yang berbeda dengan enzym normal. Ketika vitamin B17 digabungkan dengan enzyme sel normal, B17 akan terurai menjadi tiga jenis gula.

Tetapi ketika tergabung dengan enzyme sel kanker, B17 terurai menjadi: 1 gula, 1 benzaldehida dan 1 asam hidrosianik. Asam hidrosianik inilah yang membunuh sel kanker secara lokal. Setelah kisah Dr Cynthia itu tersebar luas pada 2010, ia mendapat informasi pasien-pasien lain yang mengkonsumsi singkong.
Ada seorang pria berusia 70 tahun, terdiagnosis mengidap kanker prostat. Pasien ini tergolong tidak mampu. Istrinya yang seorang pensiunan di rumah sakit membaca artikel Dr Cynthia, menyediakan singkong saja kepada suaminya.
Setelah seminggu, kondisi si pasien membaik. Setelah sebulan makan singkong setiap pagi, dia menjalani pemeriksaan. Sejak terdiagnosis kanker, hasil test PSA-nya 280-290. Tetapi setelah
sebulan PSA-nya menjadi 5.89!
Cerita lain datang dari seorang penderita kanker hati. Hasil pemindaian setelah operasi, masih ada sel-sel kanker yang belum terangkat sempurna. Pasien ini segera mengonsumsi singkong, dan sebulan sesudahnya sel kanker yang tersisa tidak membesar.

Ini Dia Rahasia Singkong Jadi Obat Ajaib Kanker

Singkong ternyata memiliki khasiat ajaib untuk kesehatan tubuh. 
Berikut tiga tips yang bisa memandu bagaimana cara sehat memasak dan mengonsumsi singkong, makanan "ndeso" yang diyakini manjur mengatasi ganasnya serangan sel-sel kanker di tubuh manusia;
1. Pilih singkong yang segar, yang tidak ada noda biru
2. Rebus dan jangan tutup panci selama memasak. Ini akan membantu menguapkan kelebihan asam midrosianik.
3. Jangan mengkonsumsi makanan yang mengandung jahe/ginger, seperti biskuit jahe, ginger beer, ginger ale sedikitnya 8 jam setelah mengkonsumi singkong.



Penyakit kanker ternyata bisa diatasi dengan umbi-umbian yang berwarna ungu seperti singkong. Menurut Prof. Dr. Sumali Wiryowidagdo, guru besar Farmasi FMIPA-UI obat-obatan yang digunakan adalah obat-obatan yang dapat menghentikan penyebaran pertumbuhan kanker dan menghentikan pertumbuhan jaringan yang luar biasa.
Biasanya obat-obatan kanker yang digunakan adalah racun sel. Racun sel ini harus diberikan pada sel-sel yang bertumbuh luar biasa, sehingga tidak boleh terkena atau membunuh sel lain yang normal. Racun sel terdapat pada umbi-umbian seperti singkong atau ubi berwarna ungu.
Di dalam umbi-umbian tersebut terdapat racun sianida (HCN). Umbi-umbian ini mengandung sianida, tetapi jangan khawatir racun sianida dalam keadaan tidak aktif dan jumlahnya sedikit. Senyawa HCN di dalam umbi-umbian terikat dengan zat-zat lain dan menjadi zat glikosida atau disebut ikatan glikosida. Kemudian, senyawanya menjadi glikosida sianogenik yang tidak beracun.
Namun, begitu HCN-nya terlepas dari glikosida maka sianida akan menjadi racun atau berpotensi menjadi racun. Hal tersebut bisa terjadi jika umbi seperti singkong dimakan dalam jumlah banyak. Biasanya umbi singkong yang mengandung senyawa glikosida sianogenik adalah yang berwarna ungu. Rasanya pahit dan biasanya jarang dijual.
Karena yang dibutuhkan adalah racunnya, maka kandungannya harus berbentuk HCN bebas. Cara membuatnya, singkong diparut dan setelah itu parutan singkong ditempelkan pada jaringan kanker yang berdekatan dengan sel-sel kulit. Sebelum menempelkan, sebaiknya seseorang mengetahui letak kankernya yang berdekatan dengan kulit. Misalnya untuk kanker liver, maka parutan singkong ditempelkan di perut.
Selanjutnya adalah bagian yang ditempelkan parutan singkong diperban. Lalu didiamkan selama 3-5 jam dan sesudah itu bisa diulang lagi penempelan parutan singkong. Jadi penggunaannya bisa sepanjang hari. Dengan ditempelkan maka racun akan diserap melalui kulit menuju tempat kankernya dan mematikan sel-sel kanker tersebut.
Terapi ini tidak dianjurkan dilakukan tanpa pengawasan ahli karena bisa menjadi berbahaya. Tidak dianjurkan untuk dikonsumsi, apalagi dalam jumlah banyak karena sel-sel lain yang normal juga bisa terkena racun. Penggunaannya berapa lama tergantung dari luasnya jaringan kanker.
- See more at: http://fastnewsindonesia.com/article/umbi-singkong-dapat-atasi-kanker#sthash.SHaD9EpM.dpuf

TUMBUHAN SEBAGAI PENGOBATAN HERBAL DISEKITAR KITA

1 Manfaat Daun Sirsak Sebagai Obat Tradisional

Belakangan ini daun sirsak dan kulit manggis menjadi sangat populer dalam dunia kesehatan. Hal ini tidak lepas dari peran keduanya dalam dunia pengobatan. Artikel mengenai manfaat kulit manggis sudah saya bagikan kemarin. Sekarang kita fokus membahas tentang manfaat daun sirsak sebagai obat tradisional.Daun sirsak saat ini dikenal sebagai antikanker alami. Ini dikarenakan beberapa senyawa yang terkandung di dalamnya. Dalam buah sirsak mengandung senyawa acetogenins, annocatacin, annocatalin, annohexocin, annonacin, annomuricin, anomurine, anonol, caclourine, gentisic acid, gigantetronin, linoleic acid, muricapentocin yang berfungsi untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Selain daun nya, Buah Sirsak sendiri juga mempunyai banyak sekali manfaat nya

Manfaat dan Khasiat Daun Sirsak


Daun Sirsak
Berikut ini manfaat daun sirsak yang bisa digunakan sebagai obat tradisional untuk mengobati berbagai macam penyakit dan ganguan kesehatan lainnya.

1. Menyembuhkan Asam Urat

Asam urat biasanya menyerang para pria berusia lanjut. Namun tidak menutup kemungkinan, para wanita dan pria muda juga terkena penyakit ini. Untuk mengobatinya bisa menggunakan daun sirsak. Caranya, rebus 10 lembar daun sirsak yang sudah tua namun masih berwarna hijau (bukan yang kecoklatan apalagi kering) dengan ai sebanyak 1 gelas sampai mendidih. Setelah hangat minum ramuan ini dua kali sehari.

2. Mengatasi Diabetes

Manfaat daun sirsak yang selanjutnya adalah mengobati diabetes. Kadar gula darah yang tinggi di dalam tubuh bisa dinetra;isir dengan meminum air rebusan dari daun sirsak. Kadar gula darah yang normal adalah 70-120 mg.

3. Mengobati Kanker

Daun sirsak disebut-sebut memiliki kekuatan 100 kali kemoterapi untuk melawan kanker. Caranya, ambil 10 lembar daun sirsak yg tua direbus dengan 3 gelas air hingga menyisakan 1 gelas, minum 2 kali setiap hari selama 2 minggu. Daun sirsak ini dapat digunakan sebagai kemoterapi bahkan lebih berkasiat karena hanya membunuh sel sel yang tumbuh tidak normal dan membiarkan sel yang tumbuh normal.

4. Menurunkan Tekanan Darah Tinggi

Hipertensi merupakan keadaan yang berbahaya karena dapat mengundang kondisi dan penyakit lainnya yang lebih berbahaya, misalnya stroke. Untuk menurunkan tekanan darah, anda bisa meminum air rebusan daun sirsak.

5. Obat Asma dan Sesak Napas

Siapkan 7 daun sirsak yang dibuat sarang oleh semut-semut rang-rang. Kemudian remas dan tampung airnya hingga mencapai kurang lebih setengah gelas. Minum tiap pagi sampai penyakit anda sembuh.

6. Mengobati Bisul

Ambil beberapa daun sirsak yang masih muda sebanyak 5 sampai 10 helai lalu tempelkan di tempat yang terkena bisul sampai bisul tersebut mengering.

7. Obat Batuk Ringan

Untuk obat batuk ringan, siapkan 7 lembar daun sirsak muda. Remas dan tampung airnya. Minum setiap pagi sebelum manyantap apapun.

8.  Mengobati Sakit Pinggang

Daun sirsak juga bisa digunakan untuk obat sakit pinggang. Caranya sediakan 20 Lembar daun sirsak kemudian direbus dengan menggunakan 5 gelas air hingga tinggal 3 gelas serta minum 1 kali sehar 3/4 gelas.

9. Mengobati Eksim dan Rematik

Remukan beberapa lembar daun sirsak sampai halus dan letakkan atau tempelkan di bagian yang sakit sampai tidak terasa sakit lagi, biasanya harus dilakukan hingga beberapa hari.

10. Sebagai Obat Wasir

Penderita wasir harus menghindari makanan pedas dan asam, karena kedua jenis makanan tersebut bisa menjadi pemicu munculnya wasir. Namun, selain itu, pengobatan dari dalam perlu juga. Salah satu obat tradisional untuk mengatasi wasir adalah daun sirsak. Rebus 10 lembar daun sirsak dengan 3 gelas air hingga airnya tersisa hanya satu gelas. Minum air rebusan tersebut sekali sehari. Bahan alami lainnya yang dapat mengobati wasir adalah daun pegagan.

11. Menghilangkan Kutu Rambut

Sekarang ini memang sudah banyak produk yang bisa membasmi kutu rambut yang dibuat oleh pabrik secara kimiawi. Namun jika ada rahasia alam yang terungkap dapat mebasmi kutu tanpa harus memakai produk kimia, kenapa tidak dicoba? Daun sirsak adalah salah satunya. Rebus beberapa lembar daun yang sudah tua, lalu air hasil rebusannya digunakan untuk keramas. Lakukan secara rutin.

Selain daunnya, buah sirsak juga memiliki manfaat yang tidak kalah penting. Untuk manfaat buah sirsak akan saya bahas di artikel selanjutnya.
KULIT MANGGIS
 

42 Manfaat Kulit Manggis Bagi Kesehatan

Manfaat kulit manggis untuk kesehatan ternyata sangat luar biasa untuk mencegah dan mengobati berbagai penyakit berbahaya yang sulit diobati. Kulit manggis dapat dijadikan sebagai bahan obat alami yang sangat luar biasa untuk kanker.

kulit manggisPerlu diketahui kulit manggis memiliki senyawa xanthone yang saat ini sangat banyak diproduksi dalam bentuk sirup untuk mengobati berbagai penyakit berbahaya. Senyawa ini dapat mencegah diabetes, mencegah kanker, dan melawan radikal bebas yang berbahaya bagi tubuh. Tidak heran saat ini sangat banyak iklan yang beredar di media televisi di Indonesia yang memanfaatkan ekstrak kulit manggis ini.

Manfaat Kulit Manggis

Manfaat kulit manggis untuk kesehatan sangat vital, beberapa diantaranya adalah untuk penyakit kritis yang belum ada obatnya yang menyebabkan ia begitu populer di dunia medis sebagai obat tradisional yang ampuh tanpa efek samping. Mengapa manggis sangat luar biasa ? kandungan xanthone di dalam kulit manggis inilah yang membuat ia menjadi fenomenal

Fenomenal !! memang itulah hasil penelitian yang dilakukan terhadap kulit manggis, ternyata kulit manggis dapat mencegah pertumbuhan sel kanker sekaligus menghancurkannya untuk menghindarkan seseorang terkena kanker atau mencegah stadium lanjut. Kandungan zat xanthone dalam kulit dan buah manggis memiliki sifat anti proliferasi danapoptosis yang menjadi senjata ‘pemusnah masal’ terhadap penyakit kanker dan efektif melakukan pencegahannya.
Penting untuk kanker:
Diantara berbagai buah dan herbal dalam mengobati dan mencegah kanker, dapat dikatakan kulit manggis dan buah manggis lah yang paling ampuh.

Manfaat Kulit Manggis  Bagi Kesehatan Umum

Manfaat kulit manggis dipercaya sangat banyak sekali, berikut adalah beberapa yang berhasil kami himpun dari berbagai pendapat masyarakat yang telah menggunakannya. (note : membutuhkan referensi dan pembuktian akademik)
  1. Memperkuat sistem kekebalan tubuh
  2. Memperbaiki sel sel yang rusak
  3. Membantu menurunkan berat badan
  4. Membantu meringankan penyakit wasir
  5. Menurunkan kadar gula di darah
  6. Memperbaiki kerusakan syaraf
  7. Membantu menyembuhkan luka
Berbagai manfaat yang terkandung dikulit manggis memang tidak dapat dipungkiri sangat besar sekali, kulit manggis dapat menjadi obat alami yang paling ampuh.

Poin Penting Memanfaatkan Kulit Manggis

Untuk Kesehatan Jantung
Manfaat kulit manggis untuk kesehatan jantung ternyata juga sangat besar. Kulit manggis dapat menjadikan jantung kita sehat dan mencegah penyakit jantung yang berbahaya. Berikut manfaatnya untuk kesehatan jantung.
Kulit manggis dapat membantu mencegah penyakit jantung, Menurunkan tekanan darah tinggi, Memperkuat pembuluh darah, Membantu mencegah arteriosclerosis, dan menurunkan kolesterol LDL (lemak jahat dalam darah). Dengan memanfaatkan kulit manggis kita dapat menggunakan bahan alami yang tidak memiliki efek samping seperti halnya manfaat air kelapa dan herbal lainnya.

Manfaat Kulit Manggis Untuk Pencernaan

Manfaat kulit manggis ternyata juga dapat membantu pencernaan, pencernaan yang baik merupakan sumber kesehatan kita. Beberapa penyakit pencernaan akan menyebabkan masalah kronis seperti kanker usus dan rusaknya fungsi tubuh secara keseluruhan. Kulit manggis membantu pencernaan agar bersih dan dapat berfungsi normal
Banyaknya manfaat kulit manggis ini mudah mudahan dapat membantu kita menjaga dan menumbuhkan budaya konsumsi obat alami.

Efek Samping Konsumsi Kulit Manggis

Herbal ini memiliki efek samping, namun tidak begitu berbahaya untuk kesehatan manusia. Berikut daftar efek samping yang mungkin ditimbulkan pada saat konsumsi kulit manggis.
  1. Alergi ringan. Tipe alergi seperti kulit memerah, membengkak, gatal-gatal dan bersisik
  2. Alergi Berat. Seperti sakit kepala, nyeri sendi, dan mual

Cara Membuat Ramuan Kulit Manggis

Setelah mengetahui manfaatnya ada baiknya membuat jus kulit manggis sendiri, caranya sangat mudah.
Cara Membuat
  1. Kulit manggis (2-3 buah) – Jumlah ini dapat disesuaikan kebutuhan
  2. Ambil bagian dalam, jangan ambil bagian luarnya yang keras.
  3. Blender kulit, dapat dicampur dengan susu, alpukat, dan coklat sesuai selera.
  4. Setelah halus, kulit manggis tersebut sudah dapat disajikan.

Apakah iklan ekstrak kulit manggis disarankan ?

Terlepas manfaat kulit manggis yang sangat luar biasa, banyak oknum yang memanfaatkannya dengan memproses ramuan ekstrak. Perlu diperhatikan setiap ramuan tersebut tentu memiliki kadar bahan kimia, apa pun alasannya lebih baik memilih yang alami daripada yang telah diolah oleh produsen tertentu. Jika terpaksa tidak ada salahnya, namun perhatikan kandungan kimia dan pengawet pada ramuan tersebut.
Ini cara saya konsumsi kulit manggis:
Saya biasa membeli manggis yang ada di pasaran lalu kadang memakan dagingnya atau pun kadang tidak.
  • Selanjutnya saya mengerok kulit manggis bagian dalam dengan sendok kecil
  • Mencincang-cincang dagingnya agar mudah ditelan (atau di jus / di tumbuk halus)
  • Kemudian tutup hidung dan telan bersama minum air banyak banyak 😀
 Cara Mengolah Kulit Manggis Menjadi Obat harus diperhatikan dengan baik dan cermat karena jika salah mengolah maka kulit manggis yang seharusnya berkhasiat untuk menjaga kesehatan atau mengobati penyakit malah menjadi racun yang mematikan untuk tubuh kita. Dalam artikel yang berjudul Khasiat Kulit Manggis Untuk Kesehatan sudah disinggung bahwa kulit manggis sangat berkhasiat atau bermanfaat untuk mengobati berbagai penyakit karena salah satu senyawa yang terkandung dalam kulit manggis adalah xanthone yang memiliki antioksidan yang tinggi. Tetapi bukan berarti kulit manggis boleh dimakan begitu saja, kulit manggis harus melalui beberapa tahap pengolahan sehingga bisa kita konsumsi dengan aman dan bermanfaat untuk tubuh kita.



Tahapan Cara Mengolah Kulit Manggis Menjadi Obat adalah sebagai berikut :

Tahap I Cara Mengolah Kulit Manggis Menjadi Obat :
Yang harus kita lakukan adalah memisahkan kulit manggis dengan buah dan bijinya.

Tahap II Cara Mengolah Kulit Manggis Menjadi Obat :
Kulit manggis dibersihkan dan gunakan sendok untuk mengeruk bagian kulit manggis, pisahkan dari kulit keras yang berada pada bagian luarnya.

Tahap III Cara Mengolah Kulit Manggis Menjadi Obat :
Simpan di lemari pendingin kulit manggis yang sudah dipisahkan

Tahap IV Cara Mengolah Kulit Manggis Menjadi Obat :
Kulit Manggis tersebut dicampur dengan ethanol dan air dengan perbandingan 1:2 lalu masukkan ke mesin blender untuk dihancurkan.

Tahap V Cara Mengolah Kulit Manggis Menjadi Obat :
Setelah diblender, endapkan campuran kulit manggis tersebut selama 24 jam. Kemudian saring untuk memisahkan ampas dengan ekstrak xanthone kulit manggis.


Agar terasa enak, ekstrak kulit manggis tersebut dapat dicampur dengan madu murni. Untuk pewarna alami bisa dicampur dengan sari bunga rosella, untuk penambah rasa bisa ditambahkan dengan apel atau anggur.
BENALU


Benalu untuk Pengobatan Kanker


Beberapa waktu lalu seorang sahabat menceritakan ada anggota keluarganya, perempuan, yang mengalami penyakit yang menjadi momok bagi kaum perempuan. Seorang dokter mendiagnosanya menderita kanker payudara. Jalan operasi ditolak karena ia terlalu takut, sehingga kini memilih pengobatan secara tradisional. Aku kemudian menyarankan anggota keluarga sahabatku itu untuk mengkonsumsi air rebusan daun benalu.
Daun benalu tentu hanya bagian dari ikhtiar. Fakta-fakta mengenai tanaman benalu (Macrosolen cochinchinensis) dan khasiatnya untuk melawan kanker bisa dibaca disini. Kebetulan dalam keluargaku ada tanteku yang pernah mengalami kanker serviks. Sebelum dilaksanakan operasi, beliau mengkonsumsi air rebusan benalu. Alhamdulillah, perdarahan hebat yang beliau alami bisa terhenti hingga saat akan dioperasi di RSUP Cipto Mangunkusumo, Jakarta.
Keluargaku kerap memperkenalkan tanaman benalu ini ke orang lain, karena belum banyak yang mengenal tanaman parasit ini. Kakakku beberapa kali mengirimkan contoh benalu kepada beberapa teman beliau yang tinggal di daerah lain, yang mengidap beberapa jenis kanker. Omku pernah pula melakukan hal yang sama. Kabar yang terdengar kemudian (alhamdulillah) menggembirakan, karena keluhan-keluhan yang dirasakan berkurang. Mengenai kesembuhannya wallahua’lam :)
Tanaman benalu bisa didapatkan di banyak tempat. Biasanya tumbuh di pohon-pohon besar atau pohon buah. Untuk kemudahan, omku ‘menanam’ benalu ini di pohon bengkudu yang ada di samping rumah. Jenis benalu yang ditanam omku ini ada 2 macam, yang berdaun lebar dan daun kecil.
Mungkin Sahabat ada yang sudah mengenali daun benalu ini. Bagi yang belum kenal, gambar daun benalu bisa dilihat di bawah ini.
Benalu daun kecil

Sengaja kupajang dengan ukuran gambar yang besar, supaya daun bisa terlihat lebih jelas :)
Kemudian yang berikut ini disebut benalu daun lebar. Aku kurang paham, jenis yang satu ini disebut apa atau di daerah lain biasa menyebutnya apa.
Benalu daun lebar

Benalu ini lebih lebar dibandingkan benalu daun kecil dengan tulang daun yang lebih keras :)
Hingga sekarang tanteku masih terus mengkonsumsi benalu, meskipun rahim beliau sudah diangkat, untuk menghindari pertumbuhan kembali sel-sel kanker. Biasanya beliau merebus beberapa lembar daun benalu lebar dan kecil, ditambah ranting/batangnya sekalian.

Sebagai tambahan, keluarga kami juga menyarankan untuk menambahkan bawang hutan kedalam rebusan. Bawang hutan juga dipercaya mengandung zat antikanker.

Bawang hutan ini biasanya juga turut dikirimkan bersama daun benalu :)
Alhamdulillah, di lahan kosong samping rumah, selain untuk beternak ayam kampung, omku juga memanfaatkan untuk menanam berbagai jenis pohon termasuk tanaman obat. Selain untuk konsumsi pribadi, juga bisa untuk membantu sahabat lain, seperti yang kuceritakan diatas.

Tanaman bawang hutan, yang mirip rumput atau serai ya… :D
Sekali lagi, daun benalu hanyalah sebagai salah satu ikhtiar, karena kita wajib berikhtiar. Kesembuhan merupakan hak Allah Ta’ala untuk menentukannya. Semoga kita sehat selalu ya, Sahabat :)


Mahkota Dewa (Phaleria Macrocarpa

Mahkota Dewa (Phaleria Macrocarpa)
Mahkota Dewa (Phaleria Macrocarpa)

Mahkota Dewa . Sebagian orang menganggap ia sangat beracun. Mengonsumsi buah mentah memang sangat tidak disarankan karena dapat menyebabkan bengkak, memar, dan sariawan dimulut, bahkan keracunan hingga pingsan. Bagian yang sangat beracun ialah biji, jika tergigit, lidah mati rasa, kaku, serta mengakibatkan demam. oleh karena itu penggunaannya masih terbatas sebagai obat luar seperti gatal-gatal, kudis, koreng, dan eksim.
Meski demikian, pemakaiannya mesti extra hati-hati lantaran senyawa aktifnya dapat meresap ke aliran darah. Bagi yang sensitif, tetap dapat menyebabkan keracunan.
Meski menimbulkan efek demikian, banyak bukti menunjukkan khasiat buah simalakama dalam mengobati berbagai penyakit akut. Ia kerap digunakan bersama tanaman obat lain untuk mengatasi diabetes, hipertensi dan gangguan liver. Sebagai penyembuh kanker, mahkota dewa terbukti sangat baik. Kandungan senyawa di dalamnya memiliki aktivitas antikanker dan antioksidan.
Mahkota dewa merupakan tanaman bersosok perdu. Tumbuh baik didaerah dataran rendah dengan ketinggian 1.200 m dpl.

Sambiloto (Andgoraphis Paniculata)

Sambiloto (Andgoraphis Paniculata)
Sambiloto (Andgoraphis Paniculata)

Tanaman sambiloto telah banyak digunakan di Asia untuk menyembuhkan infeksi, demam, herpes, sakit tenggorokkan dan berbagai infeksi penyakit lainnya. Dalam terapi kanker sambiloto berfungsi meningkatkan kekebalan tubuh dan  daunnya ternyata bersifat sitotoksik (membunuh) terhadap sel kanker.
Selain mampu melawan kanker tanaman sambiloto ternyata juga mampu melawan virus HIV , hal ini di dapat dari beberapa hasil penelitian para pakar dibidangnya.
Selain penyakit diatas, dalam pengobatan kuno, sambiloto sering digunakan sebagai obat demam, obat nyeri , dan gangguan pencernaan. 
Tanaman ini diduga berasal dari india. Kemudian di introduksi dan dibudidayakan sebagai tanaman obat di berbagai Asia misalnya Cina, Thailand, Malaysia, Indonesia, dan Filipina, hingga Australia.