gambar

gambar

Minggu, 20 September 2015

SINGKONG OBAT AJAIB PEMBUNUH KANKER

Penyakit kanker ternyata bisa diatasi dengan umbi-umbian yang berwarna ungu seperti singkong. Menurut Prof. Dr. Sumali Wiryowidagdo, guru besar Farmasi FMIPA-UI obat-obatan yang digunakan adalah obat-obatan yang dapat menghentikan penyebaran pertumbuhan kanker dan menghentikan pertumbuhan jaringan yang luar biasa.
Biasanya obat-obatan kanker yang digunakan adalah racun sel. Racun sel ini harus diberikan pada sel-sel yang bertumbuh luar biasa, sehingga tidak boleh terkena atau membunuh sel lain yang normal. Racun sel terdapat pada umbi-umbian seperti singkong atau ubi berwarna ungu.
Di dalam umbi-umbian tersebut terdapat racun sianida (HCN). Umbi-umbian ini mengandung sianida, tetapi jangan khawatir racun sianida dalam keadaan tidak aktif dan jumlahnya sedikit. Senyawa HCN di dalam umbi-umbian terikat dengan zat-zat lain dan menjadi zat glikosida atau disebut ikatan glikosida. Kemudian, senyawanya menjadi glikosida sianogenik yang tidak beracun.
Namun, begitu HCN-nya terlepas dari glikosida maka sianida akan menjadi racun atau berpotensi menjadi racun. Hal tersebut bisa terjadi jika umbi seperti singkong dimakan dalam jumlah banyak. Biasanya umbi singkong yang mengandung senyawa glikosida sianogenik adalah yang berwarna ungu. Rasanya pahit dan biasanya jarang dijual.
Karena yang dibutuhkan adalah racunnya, maka kandungannya harus berbentuk HCN bebas. Cara membuatnya, singkong diparut dan setelah itu parutan singkong ditempelkan pada jaringan kanker yang berdekatan dengan sel-sel kulit. Sebelum menempelkan, sebaiknya seseorang mengetahui letak kankernya yang berdekatan dengan kulit. Misalnya untuk kanker liver, maka parutan singkong ditempelkan di perut.
Selanjutnya adalah bagian yang ditempelkan parutan singkong diperban. Lalu didiamkan selama 3-5 jam dan sesudah itu bisa diulang lagi penempelan parutan singkong. Jadi penggunaannya bisa sepanjang hari. Dengan ditempelkan maka racun akan diserap melalui kulit menuju tempat kankernya dan mematikan sel-sel kanker tersebut.
Terapi ini tidak dianjurkan dilakukan tanpa pengawasan ahli karena bisa menjadi berbahaya. Tidak dianjurkan untuk dikonsumsi, apalagi dalam jumlah banyak karena sel-sel lain yang normal juga bisa terkena racun. Penggunaannya berapa lama tergantung dari luasnya jaringan kanker.
- See more at: http://fastnewsindonesia.com/article/umbi-singkong-dapat-atasi-kanker#sthash.SHaD9EpM.dpuf
Gambar Sejarah Singkong
Tahukah Anda, singkong rupanya punya kemanfaatan yang di luar dugaan. Seorang peneliti medis dari Srilangka, Dr Cynthia Jayasuriya, menemukan singkong ternyata bisa jadi obat mujarab untuk membunuh sel-sel kanker.
Penemuannya itu berdasarkan pengalaman pribadinya ketika ia tengah menjalani perawatan kanker. Dikutip dari infolanka.com, Dr Cynthia mula-mula penasaran ingin mengetahui makanan rutin yang dikonsumsi yang mengandung vitamin B17.
Ternyata vitamin B17 itu ada dalam singkong. Jadi Dr Cynthia mulai mengonsumsi singkong 10 gram tiga kali sehari. Setelah dikonsumsi selama sebulan, ia melakukan pemeriksaan kandung kemih yang dilakukan doker yang menangani penyakitnya.
Ternyata sang dokter terkejut karena kandung kemihnya benar-benar bersih dan normal. Selama makan singkong, Dr Cynthia merasa sangat fit dan orang lainpun melihatnya sangat sehat. Setelah itu setiap tiga bulan ia periksa dan hasilnya tetap bersih.
Sejak itulah ia hanya mengonsumsi singkong dan tidak menjalani pengobatan lainnya. Secara sederhana, Dr Cynthia Jayasuriya menjelaskan cara kerja singkong yang mampu membunuh sel-sel ganas yang bisa menggerogoti tubuh manusia.
Di singkong terkandung vitamin B17 yang nama ilmiahnya amygdaline. Sel-sel kanker adalah sel yang belum matang dan memiliki enzym yang berbeda dengan enzym normal. Ketika vitamin B17 digabungkan dengan enzyme sel normal, B17 akan terurai menjadi tiga jenis gula.

Tetapi ketika tergabung dengan enzyme sel kanker, B17 terurai menjadi: 1 gula, 1 benzaldehida dan 1 asam hidrosianik. Asam hidrosianik inilah yang membunuh sel kanker secara lokal. Setelah kisah Dr Cynthia itu tersebar luas pada 2010, ia mendapat informasi pasien-pasien lain yang mengkonsumsi singkong.
Ada seorang pria berusia 70 tahun, terdiagnosis mengidap kanker prostat. Pasien ini tergolong tidak mampu. Istrinya yang seorang pensiunan di rumah sakit membaca artikel Dr Cynthia, menyediakan singkong saja kepada suaminya.
Setelah seminggu, kondisi si pasien membaik. Setelah sebulan makan singkong setiap pagi, dia menjalani pemeriksaan. Sejak terdiagnosis kanker, hasil test PSA-nya 280-290. Tetapi setelah
sebulan PSA-nya menjadi 5.89!
Cerita lain datang dari seorang penderita kanker hati. Hasil pemindaian setelah operasi, masih ada sel-sel kanker yang belum terangkat sempurna. Pasien ini segera mengonsumsi singkong, dan sebulan sesudahnya sel kanker yang tersisa tidak membesar.

Ini Dia Rahasia Singkong Jadi Obat Ajaib Kanker

Singkong ternyata memiliki khasiat ajaib untuk kesehatan tubuh. 
Berikut tiga tips yang bisa memandu bagaimana cara sehat memasak dan mengonsumsi singkong, makanan "ndeso" yang diyakini manjur mengatasi ganasnya serangan sel-sel kanker di tubuh manusia;
1. Pilih singkong yang segar, yang tidak ada noda biru
2. Rebus dan jangan tutup panci selama memasak. Ini akan membantu menguapkan kelebihan asam midrosianik.
3. Jangan mengkonsumsi makanan yang mengandung jahe/ginger, seperti biskuit jahe, ginger beer, ginger ale sedikitnya 8 jam setelah mengkonsumi singkong.



Penyakit kanker ternyata bisa diatasi dengan umbi-umbian yang berwarna ungu seperti singkong. Menurut Prof. Dr. Sumali Wiryowidagdo, guru besar Farmasi FMIPA-UI obat-obatan yang digunakan adalah obat-obatan yang dapat menghentikan penyebaran pertumbuhan kanker dan menghentikan pertumbuhan jaringan yang luar biasa.
Biasanya obat-obatan kanker yang digunakan adalah racun sel. Racun sel ini harus diberikan pada sel-sel yang bertumbuh luar biasa, sehingga tidak boleh terkena atau membunuh sel lain yang normal. Racun sel terdapat pada umbi-umbian seperti singkong atau ubi berwarna ungu.
Di dalam umbi-umbian tersebut terdapat racun sianida (HCN). Umbi-umbian ini mengandung sianida, tetapi jangan khawatir racun sianida dalam keadaan tidak aktif dan jumlahnya sedikit. Senyawa HCN di dalam umbi-umbian terikat dengan zat-zat lain dan menjadi zat glikosida atau disebut ikatan glikosida. Kemudian, senyawanya menjadi glikosida sianogenik yang tidak beracun.
Namun, begitu HCN-nya terlepas dari glikosida maka sianida akan menjadi racun atau berpotensi menjadi racun. Hal tersebut bisa terjadi jika umbi seperti singkong dimakan dalam jumlah banyak. Biasanya umbi singkong yang mengandung senyawa glikosida sianogenik adalah yang berwarna ungu. Rasanya pahit dan biasanya jarang dijual.
Karena yang dibutuhkan adalah racunnya, maka kandungannya harus berbentuk HCN bebas. Cara membuatnya, singkong diparut dan setelah itu parutan singkong ditempelkan pada jaringan kanker yang berdekatan dengan sel-sel kulit. Sebelum menempelkan, sebaiknya seseorang mengetahui letak kankernya yang berdekatan dengan kulit. Misalnya untuk kanker liver, maka parutan singkong ditempelkan di perut.
Selanjutnya adalah bagian yang ditempelkan parutan singkong diperban. Lalu didiamkan selama 3-5 jam dan sesudah itu bisa diulang lagi penempelan parutan singkong. Jadi penggunaannya bisa sepanjang hari. Dengan ditempelkan maka racun akan diserap melalui kulit menuju tempat kankernya dan mematikan sel-sel kanker tersebut.
Terapi ini tidak dianjurkan dilakukan tanpa pengawasan ahli karena bisa menjadi berbahaya. Tidak dianjurkan untuk dikonsumsi, apalagi dalam jumlah banyak karena sel-sel lain yang normal juga bisa terkena racun. Penggunaannya berapa lama tergantung dari luasnya jaringan kanker.
- See more at: http://fastnewsindonesia.com/article/umbi-singkong-dapat-atasi-kanker#sthash.SHaD9EpM.dpuf

Tidak ada komentar :

Posting Komentar